Categories Bali Berita Buleleng

12 Ribu Bibit Cabai Ditaman di Hutan Kota Singaraja

Singaraja ( Penabali.com ) – Pemerintah Kabupaten Buleleng secara resmi melauncing keberadaan City Farming yang terletak di Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng pada Jumat (1/3) kemarin. Keberadaan city farming ini pun ditandai dengan penanaman sebanyak 12 ribu lebih bibit cabai, yang merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi Bali, Pemkab Buleleng, Bank Indonesia Bali, OJK Bali, BPD Bali dan Kodim 1609/Buleleng.

Pencanganan penanaman cabai untuk mencegah meningkatnya angka inflasi menjadi kegiatan pertama dalam city farming tersebut. Ini sebagai bentuk keseriusannya dalam menangani inflasi. Kedepan, selain cabai juga akan ditanam komoditas-komoditas yang memberikan kontribusi terhadap meningkatnya inflasi. Pencanagan city Farming juga dirangkaikan dengan peluncuran Smart Farming oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra.

Ditemui usai acara, Lihadnyana menjelaskan lahan milik Pemkab Buleleng ini sudah tidak dimanfaatkan dari tahun 2005. Saat ini, dimanfaatkan untuk menanam cabai dan nantinya komoditas lain penyumbang inflasi. Dengan luas dua hektar, selain cabai juga bisa ditanami bawang sesuai dengan struktur tanahnya. Pencangan Penanaman Cabai serta peluncuran Smart Farming sebagai upaya dan juga program pengendalian inflasi. “Nanti yang memelihara dan mengelola ini adalah pasukan hijau atau petugas kebersihan. Hasilnya dari mereka dan dijual ke Perumda Pasar Argha Nayottama,”terang Lihadnyana.

Kata Lihadnyana, Aksi kolaborasi seluruh pihak yang dilakukan hari ini menjadi motivasi dan kebanggaan Pemkab Buleleng. Hal itu dikarenakan seluruh proses pembersihan lahan sampai dengan penanaman bibit cabai dan penebaran benih ikan tidak menggunakan APBD Pemkab Buleleng. “Penanaman belasan ribu bibit cabai pagi ini didukung penuh oleh Bank Indonesia Provinsi Bali, OJK Bali, Kodim Buleleng dan BPD Bali. Sama sekali tidak menggunakan APBD Buleleng,”terangnya.

Selain cabai, secara bertahap lahan ini akan ditanami komoditi lain penyebab inflasi, seperti bawang putih yang dinilai sangat cocok ditanam di laha Hutan Kota Banyuasri. “Ke depannya tempat ini akan kami tambahkan akses jogging track untuk masyarakat umum, berbagai sayuran juga akan ditanam disini. Rencana nanti saat HUT Kota Singaraja akan ditata untuk kami tanami jenis bambu seperti di Jepang dan Cina,” ujar Pj. Lihadnyana.

Sementara itu, Dewa Made Indra menyebutkan banyak ada lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali di Buleleng. Oleh karena itu, Pemkab Buleleng bisa memetakan sekaligus memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam tanaman yang cocok. Tentunya kembali lagi menggunakan konsep kolaborasi seperti saat ini. Pemkab Buleleng menyediakan lahan dibantu oleh TNI dan bibitnya bisa dari Bank Indonesia (BI). “Jadi ini kolaborasi yang sangat bagus. Pak Pj Bupati menjadi dirigennya. Makanya saya minta untuk memetakan dan mencari lahan Pemprov di Buleleng untuk ditanami tanaman yang cocok. Pak Pj Bupati pasti tahu karena Pak Pj Sarjana Pertanian,” sebutnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali,R. Erwin Soeriadimadja menjelaskan, penanaman 12 ribu bibit cabai ini untuk menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan pangan di Bali.Pasalnya dalam setahun terakhir, komoditi cabai menjadi faktor pendorong inflasi di Kabupaten Buleleng sebanyak enam kali. “Penanaman cabai erat kaitannya upaya kita menjaga stabilitas pangan. Komoditas cabai juga sebagai penyebab inflasi tumbuh di Bali sebesar 2,6 persen. Isu utama sepanjang 2024 bagaimana memperkuat ketahanan pangan, bahan komoditas yang mempengaruhi kebutuhan masyarakat, harus kita sinergikan untuk disesaikan secara kolaborasi,”terangnya. (ika)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *