Tahun 2017 Pariwisata Bali Tumbuh 1,32 Persen, Ini Penjelasan Tenaga Ahli Kemenpar, I Gede Pitana

Bali, Pariwisata12 Views

Badung. Pariwisata masih menjadi sektor prioritas bagi pembangnan Indonesia. Terbukti jumlah penerimaan devisa negara tahun 2017 sebesar 15,20 milyar USD atau 202,13 triliun rupiah dari target 200 triiun rupiah, meningkat 12 persen dari tahun 2016. Jika memang pariwisata memberi kontribusi besar terhadap pembangunan, lalu kenapa pertumbuhan pariwisata Bali tercatat hanya tumbuh 1,32 persen di tahun 2017.

Tenaga Ahli Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Prof. I Gede Pitana, saat acara Indonesia Tourism Outlook 2019 di Ayodya Resort Nusa Dua, Jumat (23/11), mengaku terkejut. Ia menduga ‘jembatan’nya sudah tidak ada. Maksud dari ‘jembatan’ itu menurut Pitana adalah daya tampung Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dijelaskannya, bandara terbesar di Bali itu hanya mampu menampung 25 air trafic movement per jamnya.

“Jembatan udara sudah gak ada maka orang tidak bisa mendarat lagi. Oleh karena itu, kita memerlukan jembatan tambahan yaitu bandara yang baru atau bisa penambahan runway. Itu dugaan saya”, jelas Pitana didampingi salah seorang pelaku pariwisata Bali, I Made Ramia Adnyana.

Ditambahkannya juga, informasi yang diterimanya dari pihak otoritas Bandara Ngurah Rai bahwa permintaan wisatawan datang ke Bali lewat bandara sangat tinggi tetapi kemampuan fasilitas bandara sudah melebihi daya tampungnya. “Itu dugaan saya sementara bukan karena wisatawan sudah tidak mau datang lagi ke Bali”, pungkasnya.

Pitana menyebut, di Kementerian Pariwisata banyak mendapat permintaan dari berbagai airline untuk direct flight ke Bali namun tidak bisa dipenuhi karena kapasitas yang sudah tidak memungkinkan untuk menampung. Menurut Pitana, Bali memerlukan tambahan bandara baru dimana pun tempatnya. Karena menurutnya, 80 persen wisatawan yang datang ke Bali lewat bandara atau udara. “Nah kalau bandaranya sudah tidak mampu lagi menampung maka jawabannya kalau ingin meningkatkan jumlah kunjungan, tentu dengan menambah jumlah jembatannya”, pungkasnya.

Sementara itu, salah seorang pelaku pariwisata Bali, I Made Ramia Adnyana, menyatakan pertumbuhan pariwisata Bali yang hanya 1,32 persen disebabkan beberapa hal. Salah satunya erupsi Gunung Agung yang mengakibatkan kunjungan wisatawan menurun.
“Itu salah satu penyebabnya sehingga pertumbuhan pariwisata Bali tidak cukup signifikan karena menjelang tutup tahun itu justru jadi drop kunjungannya”, jelasnya.

Meski demikian, Ramia menyebut ada rasa optimis dari pelaku pariwisata terhadap kondisi pariwisata Bali di tahun 2019. “Kami optimis tahun 2019 pariwisata Bali akan tumbuh lima sampai enam persen. Meski tak cukup signifikan tetapi memberikan angin segar bagi perekonomian Bali”, ucapnya optimis. (gap)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *