(Penabali.com) – Dalam rangka internasionalisasi program studi di lingkungan FIB Unud, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum., menginisiasi kegiatan sosialisasi akreditasi internasional FIBAA.
Acara sosialisasi diselenggarakan Sabtu (26/02/2022) secara daring melalui aplikasi cisco webex meetings. Acara yang dihadiri 70 orang peserta dari tim task force program studi, koordinator program studi, serta tim LP3M Unud ini berlangsung dari pukul 10.00 Wita sampai pukul 13.00 Wita.
Dalam sambutannya, Dekan FIB Unud menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai langkah awal dalam persiapan menuju internasionalisasi program studi di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya. Ada tiga program studi yang akan mengikuti akreditasi internasional FIBAA, yaitu Program Studi Sastra Inggris, Program Studi Sastra Jepang, dan Program Studi Sastra Indonesia.
Diharapkan kedepan, dengan akreditasi internasional FIBAA ketiga program studi dapat meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan menunjang program Unud menuju World Class University.
Acara ini dibuka Ketua LP3M Unud, Ir. I Nengah Sujaya, M.Arg.Sc., Ph.D., secara daring. Dalam sambutannya, Sujaya sangat mengapresiasi langkah strategis yang diambil FIB Unud dalam menyelenggarakan sosialisasi ini dan siap mendukung penuh proses persiapan akreditasi internasional FIBAA.
“Ada 14 program studi dari tiga fakultas di lingkungan Universitas Udayana yang akan mengikuti akreditasi internasional FIBAA, dan kami dari LP3M akan mendukung penuh dan siap menyediakan berbagai data yang dibutuhkan untuk akreditasi internasional,” ucapnya.
Di akhir sambutannya, Sujaya berharap kedepan akreditasi internasional dapat segera terwujud di Unud.
Acara sosialisasi ini menghadirkan dua orang narasumber, yaitu Dr. Dhanang Respati Puguh, M.Hum., dan Noor Naelil Masruroh, M.Hum., dari Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro. Kedua narasumber secara bergantian menyampaikan materi dan berbagi pengalaman dalam proses akreditasi internasional FIBAA di Universitas Diponegoro.
Noor Naelil Masruroh dalam materinya menyampaikan bahwa pentingnya pemahaman bersama terkait panduan akreditasi yang sudah dibagikan oleh FIBAA. Disamping itu, secara teknis, proses penerjemahan kurikulum dan dokumen RPS ke dalam bahasa Inggris lebih awal dapat menghemat waktu persiapan akreditasi Internasional FIBAA.
Di sisi lain, Dr. Dhanang juga menyampaikan bahwa dalam proses pengisian naskah SER (self evalution report) harus memperhatikan data pendukung. Setiap pernyataan yang dituliskan hendaknya merupakan sesuatu yang benar-benar dilakukan dan didukung dengan data sehingga tidak merepotkan saat proses assesment. (rls)
Sumber: http://www.unud.ac.id