Kabupaten Jembrana memiliki luas sekitar 841,80 km². Dari luas tersebut, 40 persennya adalah hutan.
Anggota Komisi IV DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra saat kunjungannya ke hutan anggrove di Desa Budeng, Kecamatan Negara, Jembrana, Kamis (24/12/2020) lalu menyatakan hutan bisa menjaga kelangsungan kehidupan makhluk hidup. Sebaliknya, hutan juga bisa membunuh makhluk hidup jika ia tidak dirawat dengan baik.
“Hutan itu sumber air, sumber kehidupan. Salah mengelola hutan bisa membunuh kita, sebaliknya jika hutan dapat dijaga, dipelihara, diberdayakan maka ia bisa memberikan kesejahteraan bagi semua makhluk hidup,” ujar anggota Fraksi Partai Golkar yang biasa disapa Gus Adhi itu.
Seperti di kawasan hutan mangrove di Desa Budeng ini. Ada banyak potensi flora dan fauna yang apabila diberdayakan, maka akan memberikan kemanfataan yang luar biasa.
“Luas hamparan lahan di Jembrana itu memungkinkan melakukan mekanisasi pertanian secara maksimal dengan alat yang memadai. Apalagi didukung oleh kearifan lokal berupa sumber daya manusia pertaniannya yang masih sangat potensial, didukung ketersediaan air juga masih bagus. Semua potensi itu harus digarap dengan baik dan pemerintah wajib hadir untuk mendorong masyarakat melakukan langkah-langkah penyelamatan pertanian termasuk kawasan hutan,” ulas Gus Adhi.
Hutan mangrove di Desa Budeng ini memiliki luas 66 hektar. Dimana 25 hektar pengelolaannya dikerjasamakan antara UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Wana Mertha yang beranggotakan sekitar 40 orang warga sekitar dengan pola kemitraan.
Kedepannya, Gus Adhi mendorong Pemkab Jembrana untuk membuat zona kehutanan sesuai potensi yang terdapat di kawasan hutan tersebut. Zonasi itu penting untuk memberdayakan masyarakat agar mau menjaga hutan dan menggunakannya sebagai mata kehidupan tanpa harus merusak fungsi hutan.
“Munculkan ikon-ikon berbeda di tiap kawasan hutan sesuai potensinya, apakah ingin membuat hutan pariwisata, hutan religius atau kawasan hutan untuk tempat kemah, macam-macam ikon bisa dibuat. Kalau itu bisa digarap dengan baik maka akan jadi destinasi baru di Kabupaten Jembrana,” sebut Gus Adhi.
Sementara itu Ketua Kelompok KTH Wana Mertha, Putu Madiyasa menyampaikan ada banyak potensi yang ada di kawasan mangrove disini yang dapat digali dan dikembangkan.
“Seperti wisata manggrovenya dengan budidaya ikan, kepiting, udang serta habitat lainnya,” ungkapnya.
KTH Wana Mertha saat ini tengah membangun infrastruktur penunjang wisata manggrove dengan membangun gazebo-gazebo, tempat selfie, tempat kuliner, serta persiapan penebaran benih kepiting.
“Selain wisata manggrove dengan berbagai spotnya, kita juga tawarkan kuliner khas nelayan sekitar Budeng yaitu olahan hasil laut,” jelasnya.
Madiyasa menyampaikan terima kasih atas dukungan Gus Adhi yang selalu intensif memberikan arahan dan dorongan agar masyarakat khususnya di sekitar kawasan mangrove ini dapat menjaga dan memelihara hutan dengan baik.
“Selain datang bawa bantuan berupa seperangkat alat masak, Gus Adhi juga sering memotivasi kami untuk berupaya menjaga hutan mangrove ini dengan baik demi kelangsungan makhluk hidup,” ucapnya. (red)