Penabali.com – Pangan yang dikonsumsi masyarakat saat ini cenderung kurang sehat karena penggunaan bahan kimia dan pestisida yang berlebihan oleh para petani. Karena itu, sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah gencar mengkampanyekan pertanian organik yang tentu saja tidak hanya memberikan kesehatan bagi masyarakat, namun juga mampu menyehatkan dan menyeimbangkan alam dan lingkungan.
Salah seorang anak muda yang menekuni pertanian, Anak Agung Gede Agung Wedhatama P., mengungkapkan mengkampanyekan pola atau sistem pertanian organik kepada petani, tidak semudah membalikkan tangan. Karena, mindset petani menggunakan bahan-bahan kimia dan pestisida yang berlebihan sudah mendarahdaging sejak lama.
“Pertanian organik merupakan pertanian fundamental di Bali karena asas Tri Hita Karana dengan bertani organik bisa menyeimbangkan alam lingkungan, petani sudah menerapkan pertanian organik kalau development budidayanya full organik,” ujar Agung Wedhatama disela acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di Kabupaten Gianyar, Rabu (31/03/2021) di Royal Pita Maha, Ubud, Gianyar.
Selama ini kata Agung Wedhatama, ada persepsi keliru yang beredar di masyarakat bahwa pertanian organik itu mahal, dan pertanian organik itu hasilnya tidak maksimal. Padahal menurut Agung Wedhatama, yang membuat mahal itu justru penggunaan bahan kimia. Kalau pertanian organik, justru biayanya lebih rendah. Ia mencontohkan padi, jerami bisa dikembalikan lagi ke lahan sawah, tidak dibakar namun difermentasi maka nutrisinya akan kembali lagi.
“Intinya organik itu cost-nya semakin rendah, produktivitas hasil semakin tinggi. Selain itu, dengan organik, kearifan lokal alam jadi lebih sehat,” ungkap Ketua Umum Forum Pemuda Tani Bali dan Pemuda Bali Keren ini.
Sementara itu, bimtek di Kabupaten Gianyar yang diikuti 60 peserta dari penyuluh dan petani muda dibuka Anggota Komisi IV DPR RI Anak Agung Bagus Adhi Mahendraputra.
Agung Adhi Mahendra menerangkan bimtek ini bertujuan untuk melatih dan membina para petani muda melakukan cara pertanian organik. Menurutnya, pertanian organik dapat mencegah perubahan iklim. Selama ini, pertanian yang menggunakan pupuk kimia dan pestisida secara berlebihan, dapat membuat kondisi tanah menjadi tidak sehat. Tak hanya itu, hasil pertanian yang dikonsumsi masyarakat juga tidak baik karena mengandung bahan kimia.
“Dalam bimtek ini petani melaksanakan pertanian yang benar dan bisa tingkatkan nilai tukar petani. Jadikan pertanian sebagai usaha inti jangan usaha sampingan karena kebutuhan inti kita adalah pangan maka kita ciptakan pangan yang baik dan sehat, organik,” ucap Anggota Fraksi Partai Golkar ini.
Sementara itu, Kepala BBPP Ketindan, Ir. Sumardi Noor mengatakan petani dan penyuluh adalah aset insani yang perlu mendapat prioritas dalam penyusunan perencanaan program pembangunan pertanian menuju pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
“Kesejahteraan petani masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah sampai saat ini. Karena itu, BBPP Ketindan bersama Komisi IV DPR Agung Adhi berupaya mewujudkan peningkatan kapasitas petani dan penyuluh lewat bimtek yang terstruktur, sistematis, dan berkelanjutan,” terang Sumardi Noor.
Kesejahteraan petani harus terus didorong bertumbuh seiring dengan pertumbuhan sektor pertanian sehingga persediaan pangan dapat tercukupi secara maksimal. Kondisi ini juga membuktikan bahwa sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dan menentukan baik soal pangan maupun ekonomi. Oleh karena itu, jika pemerintah ingin meningkatkan bobot pertumbuhan ekonomi dan mengentaskan kemiskinan maka sektor pertanian adalah kuncinya. (red)