Kota Denpasar dengan luas wilayah 127,78 km², 43 desa/kelurahan dan empat kecamatan, menurut tokoh masyarakat Sanur Kauh, Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira, tidak sulit untuk menatanya. Wandhira yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar ini mengatakan menata Kota Denpasar tidak bisa hanya dengan rasa tapi dengan data dan teknis.
“Kalau rasa nanti rasa-rasanya begini rasanya begitu, tapi kalau sudah dengan data dan teknis akan lebih akurat menatanya,” kata Wandhira yang juga Ketua DPD II Partai Golkar Kota Denpasar ini.
Karena itu, ujar Wandhira, pemimpin Kota Denpasar nanti haruslah orang-orang yang paham dan mengerti teknis, punya data akurat bagaimana mengatasi persoalan yang dihadapi Kota Denpasar.
“Mau jadi kepala daerah maka siapkan rencana dan program kerja yang terukur,” ucapnya singkat.
Tahun 2020 nanti, Kota Denpasar bersama 5 kabupaten di Bali akan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) secara serentak. Lima kabupaten itu adalah Kabupaten Jembrana, Tabanan, Kabupaten Badung, Bangli, dan Kabupaten Karangasem.
Wandhira mengungkapkan, pihaknya telah membentuk tim penjaringan bakal calon (balon) walikota dan wakil walikota. Golkar Kota Denpasar akan membuka pendaftaran balon pada awal Januari 2020. Partai berlambang pohon beringin ini akan membuka pintu lebar-lebar kepada siapapun tokoh yang ingin maju menjadi Denpasar 1 maupun Denpasar 2 baik itu kader maupun diluar kader untuk menggunakan Partai Golkar sebagai kendaraan politiknya.
“Partai Golkar itu partai yang terbuka siapapun dia yang ingin menjadi kepala daerah kami persilahkan,” ujar Wandhira.
Disinggung penjajakan Golkar dengan partai politik yang lain untuk berkoalisi, Wandhira menyatakan komunikasi terus dilakukan. Namun demikian, pihaknya tidak mau terlalu dini untuk mengungkap lebih jauh tentang hal ini. Bagi Wandhira, yang terpenting menurutnya bagaimana mempersiapkan kandidat yang benar-benar punya visi misi dan rekam jejak yang baik serta paham permasalahan yang sedang terjadi dan secara teknis mampu mencari solusinya secara tepat.
“Kandidat dari Golkar haruslah kader yang terbaik. Kami tak ingin hanya sekedar ikut meramaikan Pilwali, tapi kader Golkar harus benar-benar mempersiapkan diri dengan program rencana kerja yang terukur dan jelas, memberi solusi dari persoalan yang terjadi di Denpasar,” beber politisi muda Partai Golkar ini. (red)