Categories Berita Denpasar Politik

IGA Mas Sumatri: “Kepentingan rakyat yang utama”

Setelah ada lampu hijau dari Partai Nasdem untuk kembali maju sebagai Calon Bupati Karangasem, Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Karangasem, I Gusti Ayu Mas Sumatri semakin percaya diri menatap kemenangan di Pilkada Karangasem tahun 2020. Meski belum diumumkan secara resmi, namun restu tersebut makin menguatkan posisi perempuan kelahiran Karangasem 31 Desember 1967 itu sebagai calon orang nomor satu di Kabupaten Karangasem.

Ditemui usai mengikuti Rakor DPW Partai Nasdem Provinsi Bali di Inna Bali Heritage Hotel Jalan Veteran Denpasar, Minggu (02/02/2020), IGA Mas Sumatri mengatakan, kepercayaan yang diberikan Partai Nasdem kepadanya untuk periode kedua nanti akan dijalankan dengan penuh tanggungjawab. Kerja kerasnya sebagai Bupati Karangasem di periode pertama ini, tentu menjadi modal utamanya.

“Sebagai seorang pemimpin kepentingan rakyat adalah yang utama,” tegas Bupati Karangasem yang akan menyelesaikan jabatannya tahun 2021 nanti.

Ketika disinggung siapa paket wakilnya, secara politis Mas Sumatri menyatakan hal itu menjadi kewenangan partai politik, entah dari Partai Nasdem ataupun dari parpol yang lain. Komunikasi politik yang ia lakukan selama ini tujuannya untuk membangun koalisi, membangun kebersamaan untuk Kabupaten Karangasem.

“Bukan karena saya tidak percaya diri. Tanpa koalisi pun sebenarnya Nasdem bisa mengusung kandidatnya sendiri karena Nasdem punya 9 kursi di DPRD Karangasem,” jelasnya.

Mas Sumatri menyebut, mendatangi partai politik yang selama ini Ia lakukan karena semangat ingin bersama-sama membangun Karangasem lebih baik.

“Kita tidak memandang parpol besar atau kecil kita hanya fokus untuk bersama-sama membangun Karangasem menjadi lebih baik,” ungkapnya.

Saat disinggung apabila paket MasDipa (Mas Sumatri-Artha Dipa) dipasangkan kembali pada Pilkada Karangasem, Mas Sumatri mengatakan tak masalah. Namun demikian, santer tersiar kabar bahwa Wakil Bupati Artha Dipa selama mendampingi Mas Sumatri sebagai Bupati Karangasem sengaja “diparkir” dan tidak diberi ruang untuk menunjukkan kemampuannya ikut membangun Karangasem.

“Siapa bilang markir, namanya cemburu buta boleh saja gitu,” tepisnya. (red)