Disela acara Hut ke-45 Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Provinsi Bali, Minggu (09/02/2020), di Warung Oongan, Jalan Noja, Denpasar, Ketua Dewan Pembina IWAI Bali yang juga Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster mengatakan perempuan punya andil besar dan sangat penting dalam ikut berperan memajukan ekonomi bangsa.
“Untuk itu kedepannya, para pengusaha perempuan yang tergabung dalam IWAPI untuk terus meningkatkan kualitas diri serta dapat mengikuti perkembangan teknologi dewasa ini,” pesan Ny. Putri Suastini Koster didampingi Kepala Dinas Sosial dan Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Bali Dewa Mahendra Putra.
Di era global saat ini, tugas utama perempuan yang sudah menikah tentu harus mengurus keluarga. Namun peran ini jangan sampai mengukung peran perempuan untuk berkiprah ke dunia usaha dan industri maupun berkarir sesuai profesinya.
Kepada anggota IWAPI, istri orang nomor satu di Pemprov Bali ini mengingatkan di era digital saat ini eksistensi pengusaha tidak lagi berkutat pada promosi secara konvensional. Namun perempuan pengusaha dituntut kreatif dan inovatif memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam menangkap peluang pasar.
Salah satu pengembangan kemajuan teknologi adalah pada kain tenun. Dimana dengan teknologi saat ini, banyak beredar tenun-tenun hasil cetakan. Karenanya, IWAPI didorong mampu menjaga kelestarian tenun asli Bali ditengah gempuran tenun cetakan.
“Untuk itu, selaku Ketua Dekranasda Provinsi Bali saya mengajak anggota IWAPI untuk bijak dalam menggunakan kain printing dan kain songket asli tenun Bali,” ujar perempuan yang juga seniman serba bisa ini.
Menurut perempuan yang populer dipanggil Bunda Putri ini mengatakan kain printing yang banyak meniru motif songket dapat digunakan untuk busana atau pakaian yang bisa didesain seapik mungkin dan dipadupadankan dengan bahan lain dan dapat digunakan sebagai busana ke kantor maupun kegiatan sehari-hari.
Namun jika digunakan sebagai kain untuk ke tempat suci Pura ataupun ke kegiatan adat, hendaknya menggunakan kain songket asli tenun ataupun endek asli bukan kain printing.
“Dengan upaya ini diharapkan kain songket ataupun endek yang merupakan warisan leluhur kita yang adiluhung akan tetap lestari disamping akan meningkatkan kesejahteraan para pengrajin,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Umum DPP IWAPI dalam sambutannya yang dibacakan Ketua DPD IWAPI Provinsi Bali Anak Agung Ayu Tini Rusmini Gorda, mengungkapkan kontribusi serta peran perempuan pengusaha untuk meningkatkan perekonomian Indonesia sangat signifikan karena 60 persen dari jumlah pengusaha mikro dan kecil yang ada di Indonesia adalah perempuan.
Peran ini harus diikuti dengan peningkatan kualitas diri perempuan pengusaha untuk menghadapi era digitalisasi. Kedepan pemberdayaan perempuan pengusaha di IWAPI difokuskan dalam peningkatan sumber daya manusia, pemasaran dan permodalan baik melalui training, workshop, seminar, talkshow dan upaya lainnya.
“Disamping itu menjalin kerja sama dengan lembaga tinggi negara, pemerintah dan pihak swasta di Indonesia bahkan juga dengan negara lainnya,” sambung perempuan yang akrab disapa Gung Tini ini.
Acara Hut ke-45 IWAPI yang mengangkat tema “Meningkatkan Peran dan Kualitas Perempuan Pengusaha Menuju Indonesia Maju”, diisi deklarasi IWAPI bijak menggunakan busana kain printing untuk selamatkan songket Bali.
Acara yang turut dihadiri Wakil Ketua TP PKK Kota Denpasar, Ketua dan pengurus DPC IWAPI kabupaten/kota se-Bali juga diisi persembahan puisi Sumpah Kumbakarna oleh Ny. Putri Suastini Koster. (red)