Penataan Pelabuhan Benoa untuk menjadi pelabuhan terindah di dunia terus dikebut pengerjaannya. Anggarannya pun tak main-main, 5 triliun rupiah.
Gubernur Bali Wayan Koster disela acara Focus Group Discussion rencana pengembangan Benoa Maritime Tourism Hub, Kamis (13/02/2020) di Inaya Putri Nusa Dua, mengatakan Bali dirancang menjadi gerbang wisata maritim Indonesia dan menjadi trigger percepatan Bali baru. Bali juga termasuk 6 besar tujuan kapal pesiar di Asia.
“Bali itu masih jadi primadona. Pembangunan Bali berdasarkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang didalamnya juga memprioritaskan perbaikan lingkungan,” kata Gubernur Koster.
Dikatakan juga, Bali selama ini menyumbang devisa yang cukup besar bagi Indonesia dari sisi pariwisata, namun sampai sekarang belum ada timbal baliknya untuk Bali. Bahkan 39 persen total wisatawan mancanegara ke Indonesia masuk melalui Bali. Namun demikian, Bali dihadapkan oleh berbagai tantangan dan permasalahan utamanya daya dukung Pulau Bali.
“Jika dibiarkan akan terjadi masalah besar kedepan karena beban pariwisata tidak diimbangi dengan perbaikan infrastruktur hingga pelestarian lingkungannya,” ujar Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini.
Untuk menjawab tantangan infrastruktur itu, Bali kini sedang giat membangun infrastruktur, karena sektor tersebut sangat tertinggal dan tidak sebanding dengan nama besar Bali sebagai destinasi wisata dunia.
“Infrastruktur darat, laut, dan udara sedang dikebut terutama untuk menipiskan ketimpangan utara-selatan (wilayah Bali, red). Koneksi akan dibangun lewat jalan lingkar Bali, shortcut, kereta api, LRT,” jelas Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali.
Salah satu infrastruktur yang kini sedang dikebut pengerjaan dan penataannya adalah Pelabuhan Benoa. Pelabuhan yang terletak di Kecamatan Denpasar Selatan ini, dirancang untuk menjadi pelabuhan terindah di dunia namun tetap ramah lingkungan dan menjaga ekosistem sekitarnya.
Gubernur Koster juga menyebut penataan Pelabuhan Benoa ini juga untuk menghilangkan kesan kumuh yang selama ini terlihat sehingga kedepannya tak hanya menjadi pelabuhan industri namun juga akan menjadi pelabuhan kapal pesiar atau cruise yang ramah, nyaman, bersih, dan asri.
“Pengembangan dan penataannya terintegrasi dan kontekstual namun tak lepas dari kearifan lokal,” ucap mantan anggota DPR RI tiga periode ini.
“Kebetulan Pak Menteri BUMN punya selera dan pemikiran yang sama demgan saya mengenai Benoa (pengembangan, red), rancangan ini sudah dibahas dan digodok dengan matang,” imbuhnya.
Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan Bali adalah jantung pariwisata Indonesia. Namun jika tak didesign dengan benar dan tepat, maka lambat laun pariwisata Bali akan ada titik jenuhnya. Sementara kompetitor dari negara lain terus berbenah diri mengembangkan kepariwisataannya.
“Kita harus pastikan jantung ini harus terus berdetak,” tegas mantan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin ini.
Ia juga mengungkapkan turis sekarang terus berkembang. Mereka tidak hanya lewat udara, tapi juga laut. Karena itu wisata maritim harus terus dikembangkan termasuk juga infrastruktur pendukungnya.
Erick Thohir melihat kondisi realita di Pelabuhan Benoa sangat tidak layak untuk dijadikan pelabuhan kapal pesiar. Karena lokasinya yang berdampingan dengan peti kemas, pelabuhan ikan, dan lainnya. Ia menyebut, secara lingkungan sangat tidak sehat.
“Menyedihkan jika di Bali, 80 persen penumpng kapal pesiar tidak turun, hanya lewat buang sampah. Tidak ada value ekonominya. Lalu kita pikirkan ruang Benoa, menatanya dengan konsep-konsep pembangunan dan ekosistem yang jelas. Sekarang ini setelah ditata dan dikembangkan kearifan lokalnya tercermin, mulai terlihat sesuai keinginan Bapak Gubernur Koster, nilainya hampir 5 triliun rupiah,” bebernya.
Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, menjelaskan pengembangan dan penataan Pelabuhan Benoa akan rampung tahun 2023. Ia menyebutkan pengembangan Pelabuhan Benoa nantinya dibangun pelabuhan intercharge atau transit untuk kapal-kapal pesiar. Bahkan dermaga timur saat ini telah mampu disandar dua kapal pesiar sekaligus dengan ukuran yang lebih besar dan panjang.
“Rancangan pengembangan Pelabuhan Benoa ini ide Bapak Menteri dan Pak Gubernur Koster, kami Pelindo jadi koki yang meramu,” pungkas Doso.
Sesuai arahan dari Gubernur Koster, pengembangan dan penataan Pelabuhan Benoa juga memperhatikan aspek lingkungan yang sesuai dengan kearifan lokal Bali sesuai visi Gubernur Koster yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Salah satu diantaranya pengembangannya itu memisahkan area tourism dengan area pelabuhan barang sehingga kesan kumuh selama ini mulai dihapus.
Doso juga menerangkan, penataannya juga merubah konsep masterplan Pelabuhan Benoa dengan memperhatikan eco tourism, ada ruang hijaunya atau hutan kota, hingga menyiapkan 150 stand UMKM yang memajang dan menjual aneka produk lokal Bali.
“Terimakasih atas arahan Pak Gubernur selama ini yang kadang keras tapi untuk kebaikan kita semua,” ucap Doso. (red)