Categories Berita Pariwisata

Pariwisata Bali Alami “Jeda”, Ketua GIPI: “Jangan banting harga”

Sektor pariwisata merupakan lokomotif perekonomian Bali yang menyumbang 70 persen PDRB Daerah Bali. Sehingga, gangguan pada sektor ini berdampak pada mata rantai perekonomian Bali.

Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati dalam sebuah acara di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kamis (13/02/2020) mengungkapkan wabah virus corona yang ditemukan di Wuhan Tiongkok berpengaruh cukup signifikan bagi pariwisata Bali karena kunjungan wisatawan ke Bali didominasi turis Tiongkok.

Dalam siituasi “jeda” seperti sekarang ini disinyalir akan ada PHK atau merumahkan para karyawan yang bekerja di sektor pariwisata.

“Kami berharap hal itu tidak terjadi, dan mohon bersabar menghadapi situasi ini,” kata Wagub yang populer disapa Cok Ace ini.

Wagub mengatakan, pemerintah tidak akan tinggal diam menyikapi situasi ini. Ia menyebut pemerintah kini tengah giatnya menggalakkan wisata MICE (Meeting, Incentives, Conventions, Exhibitions) ke Bali. Event-event yang sebelumnya teragenda akan dilaksanakan di wilayah terinfeksi, pemerintah berupaya mengalihkan ke Bali.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Bali juga minta kepada Pemerintah Pusat menambah rute penerbangan ke negara altenatif seperti Vietnam. Slot kosong yang sebelumnya diisi dengan rute dari/ke Tiongkok diharapkan bisa dialihkan ke negara lain seperti India dan Vietnam. Permintaan penurunan harga tiket domestik juga sangat diharapkan.

Pemasangan alat deteksi suhu tubuh atau thermo scanner di pintu masuk ke Bali juga dilakukan untuk mendeteksi dini wisatawan yang masuk Bali, dan menyiapkan tiga rumah sakit rujukan yaitu RSU Sanglah, RS Sanjiwani, dan RS Tabanan.

“Kita bersyukur 18 orang yang dicurigai suspect corona, terbukti negatif,” ucap Wagub yang juga panglingsir Puri Ubud, Gianyar ini.

Virus corona memang berdampak buruk terhadap situasi pariwisata di Bali. Ketua Bali Tourism Board/Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (BTB/GIPI) Bali IB Agung Partha Adnyana mengatakan terjadi 40 ribu pembatalan kunjungan yang mengakibatkan kerugian hingga Rp1 triliun.

“Kami berpikir keras dan memutar otak menempuh berbagai upaya agar pariwisata Bali terus berputar,” sebut praktisi sekaligus pelaku pariwisata ini.

Satu hal yang patut disyukuri, kata Partha Adnyana, sejumlah agenda yang diikuti peserta dari berbagai negara akan dilakukan di Bali dalam waktu dekat.

“Saya optimis kondisi akan segera pulih jika virus dapat dikendalikan. Dalam situasi ini, pelaku pariwisata jangan banting harga agar kualitas pariwisata Bali tetap terjaga,” pintanya.

Wabah virus corona memang cukup mengagetkan sektor pariwisata dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan industri pariwisata secara luas. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menuturkan kerugian yang ditimbulkan belum bisa dihitung secara pasti.

Pemerintah saat ini menurutnya merancang rencana induk pembangunan pariwisata nasional yang mempunyai tugas lebih detail dan spesifik. Ia berharap rencana ini segera terwujud agar semua yang terlibat dapat melihat ke mana arah pengembangan pariwisata Indonesia kedepan.

“Saya mengapresiasi kegiatan yang digagas BTB Bali untuk memberi masukan yang lebih komprehensif dalam menyikapi kondisi pariwisata khususnya dampak virus corona bagi sektor pariwisata,” ujar Menparekraf. (red)