Setelah menggelar acara talkshow “Belanja Praktis Dengan QRIS” pada hari Rabu (26/02/2020) kemarin di Gedung Dharma Negara Alaya (DNA), Lumintang, Denpasar, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali melanjutkan kegiatannya dengan mengadakan seminar yang mengusung tema “QRIS dan Lembaga Keuangan Mikro”. Seminar ini sekaligus menutup rangkaian kegiatan QRIS.
Selain talkshow dan seminar, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali juga menyelenggarakan pameran UMKM QRIS dan Perbankan yang bisa dikunjungi di sebelah ruangan ballroom ini untuk dapat secara langsung merasakan experience transaksi menggunakan QRIS.
“Fokus seminar kita hari ini adalah pada peluang dan potensi pemanfaatan QRIS sebagai salah satu kanal pembayaran non-tunai dalam mendorong lembaga-lembaga keuangan mikro guna meningkatkan kinerja lembaga yang juga mampu memberi kontribusi positif terhadap peningkatan perekonomian Bali,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsin Bali, Trisno Nugroho, dalam kata sambutannya.
Seminar ini diisi para narasumber yang luar biasa seperti Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, dan juga General Manajer Koperasi Amoga Siddhi mewakili pelaku koperasi, Ida Ayu Maharatni.
Tidak dapat dipungkiri, saat ini adalah era disrupsi teknologi digital dimana perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus tumbuh dengan sangat cepat dan masif di segala sisi kehidupan. Sektor keuangan pun tak luput dari disrupsi ini, bahkan telah merevolusi sistem pembayaran saat ini.
Berdasarkan data dari We Are Social (2019), penetrasi penggunaan smartphone di Indonesia sudah mencapai angka 133% dari total populasi. Dalam kata lain, bahkan terdapat orang Indonesia yang memiliki lebih dari satu smartphone. Tingginya penggunaan smartphone tersebut tentunya diiringi dengan munculnya berbagai inovasi dalam sistem pembayaran berbasis smartphone mulai dari mobile banking hingga saat ini yang paling sering digunakan adalah sistem pembayaran menggunakan QR Code.
Trisno menerangkan, Bank Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2019 telah meluncurkan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) serentak secara bersamaan di Kantor Pusat dan seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Sesuai namanya, QRIS ini merupakan produk kebijakan Bank Indonesia berupa standarisasi QR Code Pembayaran. Dengan kebijakan ini, per 1 Januari 2020, seluruh QR Code Pembayaran yang ada di Indonesia sudah harus di standarisasi QRIS.
Hingga Februari ini, jumlah merchant QRIS di Provinsi Bali tercatat sebanyak sudah lebih dari 60 ribu merchant. Merchant disini tidak hanya pedagang, tetapi juga tempat ibadah, kantin dan koperasi di lingkungan sekolah/universitas hingga destinasi wisata.
Merchant pedagang pun bervariasi dari mulai pedagang di pusat-pusat perbelanjaan modern, pedagang UMKM khas daerah, bahkan hingga pedagang pasar tradisional yang saat ini sudah bisa dijumpai di Pasar Rakyat Phula Kerti dan Pasar Ikan Kedonganan.
“Selain itu, 260 QRIS juga telah terpasang di pura, masjid, gereja, dan vihara di seluruh wilayah Bali sebagai wadah donasi digital,” sambung Trisno.
Trisno juga menyampaikan selamat datang terhadap Gerakan Koperasi yang dengan antusias telah hadir dan mendominasi ruangan acara seminar ini. Data per November 2019 menunjukkan total jumlah koperasi di Bali mengalami kenaikan sebesar 153 koperasi atau 3,1% dibandingkan periode yang sama per November tahun sebelumnya.
“Peningkatan jumlah ini tentunya perlu diikuti dengan peningkatan kualitas produk dan layanan untuk memastikan keberlangsungan usaha di tengah era disrupsi teknologi,” ujarnya.
Koperasi sebagai salah satu bentuk lembaga keuangan mikro (LKM), memiliki peran yang strategis untuk dapat melakukan penetrasi layanan keuangan ke seluruh lapisan masyarakat, khususnya masyarakat yang belum memiliki akses kepada perbankan. Hubungan koperasi yang cenderung lebih informal kepada masyarakat diyakini dapat mengakselerasi proses pengenalan layanan-layanan baru, salah satunya produk kebijakan sistem pembayaran baru Bank Indonesia, yaitu QRIS.
Trisno mengatakan tujuan dari QRIS selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kemudahan, keamanan, dan kecepatan bertransaksi yang terus meningkat seiring dengan disrupsi teknologi digital, QRIS juga bertujuan untuk mewujudkan interkoneksi dan interoperabilitas di dunia sistem pembayaran berbasis QR Code.
“Dengan adanya seminar ini, besar harapan kami agar seluruh lembaga keuangan, termasuk koperasi sebagai salah satu bentuk LKM, dapat terus menciptakan inovasi-inovasi baru mengikuti arus perkembangan teknologi digital, salah satunya melalui penggunaan QRIS sebagai kanal pembayaran non-tunai masa kini. Harapan tersebut tidak lain sebagai upaya dalam menjaga kelancaran sistem pembayaran untuk mendorong terwujudnya inklusi keuangan,” tutupnya. (red)