Disela Rapat Kerja Daerah (Rakerda) I PDI Perjuangan Provinsi Bali, Sabtu (14/03/2020) di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Ketua DPP PDI Perjuangan Sukur H. Nababan mengungkapkan bahwa Bali merupakan lumbung suara PDI Perjuangan.
Sukur Nababan mengatakan, pada Pemilihan Presiden tahun 2014 perolehan suara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla di Provinsi Bali sebesar 71 persen. Kemudian pada Pilpres tahun 2019, perolehan suara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin di Bali sebesar 92 persen, tertinggi secara nasional.
“Artinya apa, saya percaya Bali DNA-nya itu PDI Perjuangan. Maka sebenarnya yang dibutuhkan adalah kekompakan, kekuatan, ketokohan kader,” ujar Sukur Nababan dihadapan peserta rakerda.
Politisi kelahiran Padang, Sumatera Barat ini juga mengakui seluruh kader PDI Perjuangan di Bali telah menunjukkan kerja yang baik tanpa perlu berwacana dan hasil akhir menunjukkan proses kerja itu sendiri. Kemenangan rata-rata 51 persen di semua tingkatan pada pemilu legislatif dan presiden bulan April tahun 2019 merupakan sebuah kemenangan yang luar biasa.
“Artinya dari sekian partai peserta pemilu kita bisa melawan seluruhnya satu persen jadi kalau digabung seluruh peserta pemilu kita bisa menang itu adalah kekuatan dan kekompakan seluruh kader,” beber anggota Komisi V DPR RI itu.
Namun demikian, Sukur Nababan mengingatkan seluruh kader banteng moncong putih sesuai arahan yang selalu disampaikan Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, bahwa hal yang paling berbahaya dengan “eforia kemenangan” itu adalah zona nyaman. Ketika berada dalam rasa dan zona nyaman itu, maka yang rentan muncul adalah kesombongan dan menganggap lawan politik lemah. Dengan begitu maka tidak ada lagi spirit fighter, jiwa petarung yang selalu berada didalam darah para kader banteng moncong putih.
“Apa yang kita raih saat ini adalah hasil kerja keras dan perjuangan sehingga seluruh kader harus bergerak. Hilangkan zona nyaman dan tetaplah menjadi kader yang petarung,” pesannya mengingatkan.
Selain itu, Sukur Nababan juga berpesan agar seluruh kader kompak, solid, dan bersatu. Berbeda pendapat adalah hal yang wajar dalam sebuah demokrasi. Tetapi jangan perbedaan itu kemudian membuat soliditas diantara para kader banteng moncong putih menjadi terpecah belah yang sudah tentu merugikan partai.
“Jangan saling menjatuhkan apalagi saling gontok-gontokan, sesama kader PDI Perjuangan adalah saudara keluarga dan bukan musuh, musuh kita adalah yang berbeda ideologinya dengan kita,” tegas politisi yang populer dikenal sebagai salah satu pakar bisnis dan motivator ini. (red)