Gubernur Bali Wayan Koster mangatakan telah mengambil kebijakan dan berbagai upaya sejak virus corona (covid-19) mulai muncul kasusnya di Bali bahkan di luar Bali.
“Kami sudah mengambil langkah-langkah yang menurut hitungan saya cukup cepat. Yang pertama, Satuan Tugas (Satgas) dibentuk 10 Maret lalu yang dipimpin Bapak Sekda (Sekda Bali Dewa Made Indra) guna melakukan upaya penanganan dan pencegahan. Dimana pada saat itu di Bali baru ada 1 kasus positif. Jadi saya rasa kita di Provinsi Bali sudah bekerja dengan baik dan cepat, didukung suatu kebijakan Bali Siaga Darurat Covid-19 sehingga semua upaya kita bisa dlaksanakan secara cepat dan terarah. Apa-apa yang kita lakukan bisa lebih cepat dan baik serta lebih teorganisir,” ulas Gubernur Koster di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar Senin (30/03/2020).
Upaya lain yang dilakukan antara lain telah menunjuk 11 RS rujukan. Ada RS Sanglah, RS Bali Mandara serta RS di kabupaten yang memenuhi syarat. Bahkan 88 kamar isolasi sudah disiapkan.
“Saya mendapat banyak masukan positif, yang memandang perlunya RS khusus untuk isolasi PDP dan penanganan Covid-19. Semua pasien akan diarahkan ke sana, maka ditugaskan RS PTN Udayana. Kita koordinasikan dengan pihak Unud,” ujarnya sembari menambahkan anggaran kebutuhan persiapan RS Unud tersebut Rp45,9 milyar dan diperkirakan akan mulai beroperasi pada 7 April mendatang.
Gubernur Koster menyatakan, ditengah upaya-upaya pemerintah mengatasi penanggulangan covid-19 agar tidak meluas, diharapkan semuanya perlu bersatu padu. Seluruh lembaga, tokoh masyarakat, harus bahu membahu menghadapi masalah ini. Dalam konteks itu harus dilepas identitas-identitas subyektif pada hal tertentu termasuk politik atau partai politik.
“Jangan ada yang malah cari panggung, ambil kesempatan, ngomong seenaknya, sudutkan pemerintah, menyerang. Ini sangat tidak arif. Harusnya semuanya mengeluarkan sesuatu yang konkrit, apa yang dilakukan? Jangan malah kontra produktif. Ini masalah besar yang kita hadapi. Jangan malah cari panggung politik. Nanti pilkada atau pemilu silahkan, akan saya hadapi,” pungkasnya.
“Sekarang harus dihadapi dengan niat baik. Jangan nyinyir, salahkan orang, tapi diam tidak lakukan apa-apa. Untuk itu, saya mengajak pengamat, politisi, kalau tidak bisa melakukan apa yang bermanfaat mending diam. Saya lebih dahulu ambil kebijakan siaga darurat, bikin satgas, jadi yang pertama di Indonesia. Semua terukur sesuai kewenangan,” serunya.
Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini berharap semua warga disiplin untuk menyelamatkan semua warga masyarakat Bali.
“Tertib dan disiplin pada arahan pemerintah, inilah satu-satunya cara. Diam di rumah, jaga kesehatan, konsumsi makanan sehat, jangan menganggap remeh. Bisa berdampak pada banyak orang. Jangan bengkung, egois dan benar sendiri,” tegas Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.
Pada kesempatan ini, Gubernur Koster juga menyampaikan terima kasih atas kesadaran masyarakat di Bali menjalankan imbauan dari Pemerintah Provinsi Bali. Pertama, terkait seruan rangkaian prosesi menjelang Hari Nyepi baik saat melasti maupun pada malam pengerupukan. Termasuk imbauan untuk tetap di rumah pada hari Ngembak Geni atau sehari setelah hari Nyepi. Gubernur Koster menyatakan, semua arahan dan imbauan itu ditaati masyarakat.
“Ini sangat baik dan patut diapresiasi kesadaran masyarakat dalam menjalankan himbauan kami. Kepada para yowana saya juga mengucapkan terima kasih karena semua disiplin dan tertib melaksanakan imbauan,” tutupnya. (red)