Categories Berita Buleleng

Wacana Membuka Aktivitas Ditengah Covid-19, I Made Sukresna: “Harus dilaksanakan bertahap, terbatas, selektif, dan bersyarat”

Harapan agar Bali bisa memulai kehidupan “new normal” untuk membuka perekonomian ditengah pandemi covid-19, nampaknya belum bisa diterapkan sepenuhnya. Pasalnya, angka kasus positif covid-19 lewat transmisi lokal terus bertambah.

Tokoh masyarakat Buleleng I Made Sukresna mengungkapkan, membuka kembali aktivitas masyarakat mengandung resiko tinggi bagi keselamatan masyarakat di Bali.

“Jika untuk alasan ekonomi, mangda dimaksimalkan perputaran ekonomi di internal Pulau Bali dumun. Karena menurut tiang resiko yang diambil dengan membuka akses masuk bulan Juni nanti terlalu tinggi”, kata Sukresna yang juga Kelian Desa Adat Yeh Sanih, Kubutambahan, Buleleng, Minggu (24/05/2020) kemarin.

Untuk itulah, Sukresna mengusulkan agar langkah menuju kehidupan “new normal” dilaksanakan secara bertahap, terbatas, selektif, dan bersyarat. Langkah pertama setelah ada penurunan kasus positif adalah dengan isolasi pulau terlebih dahulu, sebelum akan membuka akses aktivitas. Pada fase ini, warga masyarakat di pulau bersangkutan diizinkan mulai beraktivitas sebatas pada kabupaten/kota tertentu dan bidang kegiatan tertentu dengan tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan cegah covid-19.

Setelah fase ini menunjukkan hasil yang bagus menekan penyebaran covid-19, isolasi pulau diperluas mencakup seluruh pulau dan seluruh sektor kegiatan. Setelah itu baru dilanjutkan dengan membuka akses antar pulau, bahkan antar negara yang sudah bebas pandemi covid-19 dan ini pun tetap secara selektif dan bersyarat.

“Saya harap Bali harus berhati-hati menyikapi kehidupan menuju new normal ini. Saran saya jika benar-benar nihil covid dan kasus transmisi lokal terus menunjukkan grafik menurun, disitulah akses mulai dibuka secara perlahan”, kata pria yang aktif di berbagai kegiatan sosial ini.

Ia juga mengatakan, pujian pemerintah pusat bahwa Bali cukup sukses mengendalikan laju penyebaran covid-19 juga patut dijaga sehingga kerja keras Satgas Gotong Royong Covid-19 berbasis desa adat dan seluruh elemen dan komponen masyarakat dalam menjaga wilayahnya tidak menjadi sia-sia

“Kami prajuru, pecalang dan satgas telah sukarela bekerja tanpa kenal lelah serta tanpa upah siang malam untuk melaksanakan intruksi, himbauan, dan arahan pemerintah dalam pengendalian dan penanggulangan covid-19. Jadi tolong hargai ini dan jangan disia-siakan dengan memberikan kesempatan penularan antar pulau”, tegasnya. (red)