Temu Bisnis dan Intermediasi Perbankan UMKM Binaan

“Memperkuat Pengembangan UMKM Binaan BI”

 

Bank Indonesia Provinsi Bali menyelenggarakan temu bisnis dan intermediasi keuangan bagi UMKM binaan Bank Indonesia Provinsi Bali. Acara ini merupakan puncak dari kegiatan pengembangan UMKM yang menjadi salah satu fungsi yang diemban oleh Bank Indonesia yang juga dilaksanakan baik di Kantor Pusat maupun di 46 kantor perwakilan yang ada di seluruh Indonesia.

Temu bisnis dan intermediasi keuangan ini juga merupakan ajang bagi UMKM Binaan Bank Indonesia untuk menciptakan peluang baik bagi pemasaran produk-produknya dan juga mengembangkan potensi ekonomi yang lahir dari UMKM. Karena hal ini kami dasari dari visi Bank Indonesia terhadap pengembangan UMKM.

“Tugas dan fungsi Bank Indonesia adalah menjaga kestabilan nilai Rupiah, di mana nilai ini salah satunya didorong oleh pergerakan harga-harga produk pertanian yang kami istilahkan sebagai volatile food”, kata Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali, Azka Subhan, disela-sela acara Temu Bisnis dan Intermediasi Perbankan UMKM Binaan di Kantor BI Provinsi Bali, Selasa (18/12).

Faktor lainnya, jelas Azka, adalah administered prices yang disebabkan karena perubahan harga akibat kebijakan pemerintah (seperti tarif dasar listrik atau BBM) di samping inflasi akibat perubahan tingkat harga secara umum. Hal ini yang mendorong kepedulian Bank Indonesia untuk membantu tugas pemerintah dalam upaya stabilisasi harga melalui pengembangan UMKM khususnya yang bergerak di sektor-sektor pertanian.

Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali, Azka Subhan.

Di Provinsi Bali ini, Bank Indonesia telah bekerja sama dengan sejumlah kelompok tani/ternak yang berfokus pada budidaya beras (KTTI Pulagan dan Subak Getas, Gianyar), bawang merah (KTT Sari Pertiwi, Bangli), Bawang Putih (KTT. Manik Pertiwi), Cabai (KTT Merta Buana, Karangasem), Sapi Bali (KTT. Dukuh Sari & KTT Giri Winangun Sari), dan beberapa proyek percontohan seperti bawang merah di Kecamatam Gerokgak, Buleleng dan Bukit Cemara, Karangasem.

Di samping itu, Bank Indonesia juga membina sejumlah UMKM kerajinan yang sering diikutkan dalam berbagai acara expo dan pameran baik di Bali seperti di Pekan Kesenian Bali tahun 2018, event IMF-World Bank Annual Meeting tahun 2018 di Nusa Dua, Karya Kreatif Indonesia di Jakarta, hingga beberapa event pameran yang dilaksanakan di luar negeri seperti Indonesia Festival di Moscow (dua tahun terakhir ini), dan Indonesia Coffee Day di London yang dihadiri UMKM Kopi Kintamani bulan November 2018.

“Tahun ini kami juga menjaring talenta-talenta muda berbakat yang bergerak di bidang ekonomi digital. Para startup digital ini juga pastinya membutuhkan akses pasar dan permodalan yang ingin mereka capai dalam pengembangan usahanya”, jelasnya.

Pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia serta bantuan akses terhadap permodalan dan pasar, kata Azka, merupakan salah satu strategi yang terus dikejar disamping bantuan-bantuan teknis yang terus dilakukan seperti cara budidaya organik, manajemen/penguatan kelompok, hingga keterlibatan dalam berbagai pameran tersebut.

“Dalam temu bisnis ini kami berupaya untuk mempertemukan (business matching) antara para UMKM baik yang bergerak di bidang pertanian dengan pasar-pasar modern. UMKM kita seperti cabai sudah punya produk turunan sambal dan abon cabe, bawang merah yang sudah punya bawang goreng dan keripik, kopi kintamani yang sudah memiliki branding yang cukup baik, maupun produk-produk primer seperti beras, bawang merah, cabai, maupun produk produk lainnya. Nanti kita harapkan dari pasar modern dapat memberikan pencerahan bagi para petani untuk menyiasati akses pasar dari produk-produk yang baru dipanen”, harapnya.

Dalam intermediasi perbankan ini, Azka berharap dapat menjadi sarana tidak hanya bagi pelaku UMKM binaan Bank Indonesia untuk memperoleh akses ke permodalan, namun juga bagi perbankan atau lembaga-lembaga keuangan mikro yang membutuhkan sasaran bagi penyaluran kredit khususnya yang diarahkan kepada UMKM.

“Terima kasih kami ucapkan kepada perbankan yang telah hadir pada acara ini. Terakhir kami mengharapkan bahwa upaya yang kami jalin ini tidak berhenti di sini saja. Akses yang sudah terbentuk di acara ini diharapkan dapat terus berlanjut. Kelompok-kelompok UMKM Binaan Bank Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sekaligus terus bersama-sama mengembangkan UMKM yang menjadi bagian penting dari ekonomi Bali ini”, tutupnya.