Sengsara Membawa Nikmat, merupakan sebuah judul sinetron yang pernah ditayangkan di TVRI pada tahun 1991. Alur cerita sinetron yang diangkat dari sebuah novel mahakarya Tulis Sutan Sati ini, dalam kehidupan nyata nampaknya cocok ditujukan kepada seorang pemuda bernama Putu Suciawan.
Sempat menjadi warga binaan di Lapas Singaraja dan Rutan Gianyar beberapa tahun dilam, Suciawan tak patah arang untuk berkarya dan memperbaiki kehidupannya yang pernah suram untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna bagi lingkungannya.
Saat berada di lapas, Suciawan sering bermain musik. Disana, Ia kemudian menciptakan sebuah karya lagu berjudul, “Aku Harus Pulang.” Karya ini menceritakan penyesalan dan kerinduan seorang narapidana untuk pulang ke rumah dan kembali kepada keluarga.
Selepas sebagai warga binaan di awal tahun 2019, Suciawan kemudian “hijrah” ke tanah Nusa Penida. Lelaki asal Desa Sepang, Buleleng ini, kemudian bekerja di salah satu akomodasi wisata. Berkat kejujuran dan keuletannya, Suciawan pun mendapat kepercayaan dari owner dan diangkat menjadi manajer.
Di Nusa Penida, Suciawan masih tetap melanjutkan hobinya bermain musik dan mengajak sejumlah anak band di Nusa Penida yang terdampak covid-19 dengan membentuk sebuah grup band bernama, Devillas. Bersama Devillas, Suciawan menggelar charity concert lewat 11 video yang diunggahnya ke media sosial youtube melalui akun Putu Studio. Dari konser amalnya itu, Suciawan mendapat banyak pemasukan dari iklan dan hasilnya ia gunakan untuk kegiatan sosial di Nusa Penida.
Nasib baik menghampiri Suciawan bersama bandnya, Devillas. Ia kemudian mendapat banyak tawaran untuk manggung membawakan lagu karya-karyanya ke sejumlah negara dan kapal pesiar.
“Sejauh ini kami dapat tawaran tampil di kapal pesiar dan tiga negara untuk membawakan lagu-lagu original kami baik yang berbahasa Inggris maupun bahasa Indonesia,” kata Putu Suciawan, Selasa (07/07/2020).
Ia kemudian menuturkan Devillas dapat kontrak tampil di salah satu kapal pesiar yang berlayar dari Singapura menuju Australia melewati Indonesia.
“Kami kebetulan diundang oleh pemilik kapal pesiarnya. Kebetulan juga ada investor di kapal pesiar ini yang mau berinvestasi di Nusa Penida. Jadi kami bisa sambil mempromosikan pariwisata Bali khususnya Nusa Penida,” jelasnya.

Selain itu, Devillas juga diundang untuk manggung di Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.
“Di Australia kira-kira pada akhir tahun 2020 atau awal 2021. Kalau di Belanda Devillas disiapkan tempat untuk menggelar semacam konser. Sedangkan di Amerika kami dapat tawaran dari seorang produser di Hollywood. Bahkan produser itu sudah donasikan dana ke kami sekitar Rp.10 juta hanya sekadar untuk kami menyambung hidup disini saat pandemi,” tutur Suciawan.
Suciawa mengungkapkan rasa syukur atas berkah dan anugrah dari Tuhan. Sembari sangat antusias atas banyaknya tawaran yang datang untuk meminta Devillas tampil di luar negeri. Karena itu, Ia bersama personel Devillas akan berupaya tampil maksimal.
“Tentu kami juga ingin Devillas nantinya menjadi band profesional dan bisa juga berkarya di luar negeri,” harapnya. (red)