Desa Blimbingsari Diresmikan Sebagai Digitalisasi Desa Wisata Berbasis QRIS, KPw BI Bali Trisno Nugroho: “Total merchant QRIS di Bali 105 ribu”

Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) meresmikan Tatanan Kehidupan Era Baru dan Digitalisasi Desa Wisata Blimbingsari Berbasis QRIS, Rabu (22/07/2020), di Niti Graha Kantor Perbekel Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Jembrana.

Wagub Cok Ace mengatakan, ketika tatanan kehidupan era baru dibuka maka seluruh aktivitas termasuk industri pariwisata harus sudah siap membuka kembali kunjungan wisatawan.

“Ketika aktifitas dibuka, kita harus tetap taat dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, termasuk dalam hal transaksi keuangan seperti QRIS yang gencar dilakukan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, ini harus terus didukung sehingga aktivitas masyarakat menjadi lebih produktif dan aman covid-19,” ujar Wagub Cok Ace didampingi Bupati Jembrana Putu Artha, anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, bersama kalangan perbankan.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menjelaskan peresmian tatanan kehidupan era baru dan digitalisasi Desa Wisata Blimbingsari yang berbasis QRIS merupakan kelanjutan dari road to protokol tatanan kehidupan era baru yang telah diluncurkan Gubernur Bali Wayan Koster pada tanggal 9 Juli 2020.

Desa Wisata Blimbingsari sebagai salah satu desa wisata yang telah berhasil dalam menerapkan Tatanan Kehidupan Era Baru yang memperhatikan protokol kesehatan seperti penggunaan masker/face shield, penyediaan cuci tangan dan jaga jarak.

“Desa Wisata Blimbingsari telah menerapkan metode transaksi pembayaran dengan berbasis digital menggunakan QRIS. Digitalisasi merupakan suatu keniscayaan dan wajib diimplementasikan di semua bidang kehidupan termasuk sektor pariwisata yang saat ini menjadi tulang punggung perekonomian Bali,” jelas Trisno.

Trisno menambahkan, penggunaan QRIS di Bali saat ini telah mencapai 105.580 merchant dimana sebaran terbesar kedua berada di Kabupaten Badung sebanyak 27.675 atau 27% dari total merchant QRIS di Bali atau meningkat sebesar 314% dibandingkan dengan awal tahun 2020,” ungkapnya.

Selain itu, imbuh Trisno, selama pendemi covid-19 sejak 6 Maret hingga 10 Juli ini, penambahan jumlah merchant QRIS di Bali meningkat hingga 60%. Dari angka tersebut, sebaran di Kabupaten Jembrana masih dikisaran 1,2% atau sebanyak 1.233 merchant.

Digitalisasi berbasis QRIS di Desa Wisata Blimbingsari telah diterapkan untuk pembayaran mulai dari bumdes, homestay, waterboom, panti asuhan sampai dengan donasi untuk persembahan di Gereja tertua di Bali.

Foto: Kepala KPw Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho (kanan) didampingi anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya.

“Mari kita bersama-sama bangkit dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga tatanan kehidupan era baru termasuk digitalisasi transaksi menggunakan QRIS kita menjadi lebih produktif, aman, dan sehat dari covid-19,” ajak Trisno semangat.

Sementara itu, anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya pemerintah melalui Komisi XI DPR RI akan selalu mendukung upaya semua pihak termasuk Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali yang terus gencar mensosialisasikan Gerakan Pembayaran Nasional lewat transaksi digital menggunakan QRIS. Terlebih di masa pandemi covid-19 setelah tatanan kehidupan era baru dibuka, transaksi non tunai menjadi salah satu solusi alat pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, dan aman serta dapat diaplikasikan di semua sektor dengan skala usaha mikro hingga besar.

Selain itu, QRIS sebagai instrumen pembayaran juga menjadi solusi untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekosistem pendukungnya dalam tatanan kehidupan era baru karena mendukung faktor clean, health dan safety yang meminimalkan kontak fisik dalam bertransaksi.

“QRIS itu mudah digunakan, juga sehat dan aman untuk mencegah penyebaran covid-19,” kata anggota Fraksi PDI Perjuangan dari Desa Peguyangan, Denpasar ini. (red)