Dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, Bank Indonesia melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap kelompok-kelompok tani. Tujuannya antara lain untuk membantu petani meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya, dalam rangka membantu pemerintah dalam pasokan bahan pangan seperti beras, cabai, bawang merah, bawang putih, dan komoditas lainnya, sehingga tidak terjadi lonjakan harga.
Tujuan lainnya yang tidak kalah penting adalah dalam upaya mendorong perolehan devisa hasil ekspor seperti yang dilakukan pada komoditas kakao, kopi, dan udang vaname di Kabupaten Jembrana.
“Bank Indonesia membina para petani kita juga bagian untuk menjaga inflasi, menjaga harga barang dan kebutuhan pokok tetap stabil. BI itu membina dari nol sampai masyarakat bisa berlari, bisa mandiri,” kata anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya disela acara panen kakao bersama, Rabu (22/07/2020), di Kelompok Tani Kakao Mertha Abadi, Subak Dana Amrtha Sari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
Khusus untuk panen kakao ini, Rai Wirajaya mengatakan kakao Jembrana telah dikenal kualitasnya di pasar ekspor terutama Belgia. Bahkan kualitas kakao Jembrana ini berani bersaing dengan eksportir kakao terbesar di dunia yaitu Pantai Gading dan Ghana.
Karena itu, Rai Wirajaya mendukung langkah Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dalam mendorong kakao Jembrana tetap menjadi salah satu komoditas ekspor primadona Bali.
“Itu tak hanya mengangkat nama Kabupaten Jembrana di pasar ekspor, tetapi juga memberi manfaat positif bagi peningkatan kesejahteraan petani khususnya kakao di Jembrana,” sambung politisi senior PDI Perjuangan ini.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengungkapkan, perkebunan kakao yang menjadi aset Kelompok Tani Kakao Mertha Abadi ini merupakan salah satu kebun penghasil kakao yang menjadi langganan ekspor karena memiliki karakteristik dan kualitas yang termasuk di antara yang terbaik di dunia.
“Kelompok Tani Kakao Mertha Abadi merupakan binaan BI yang dihasilkan dari program Bank Indonesia sejak tahun 2018,” sebut Trisno. (red)