Categories Denpasar Event

Museum dan Perpustakaan Agung Bung Karno Peringati Hari Kemerdekaan RI Ke-75, Gus Marhaen: “Semangat nasionalisme tak boleh pudar, merdeka!”

Museum Agung dan Perpustakaan Agung Bung Karno memperingati Hari Kemerdekaam Republik Indonesia ke-75 Tahun 2020, Senin (17/08/2020), dengan cara sederhana. Hanya dengan menaikkan Bendera Merah Putih, dan satu buah layangan bentuk celepuk dengan motif warna merah putih.

Menurut Ketua Yayasan Kepustakaan Bung Karno (YKBK), Gus Marhen, ditengah bencana nasional non alam pandemi covif-19, peringatan Hari Kemerdekaan RI tahun ini memang dilaksanakan dalam suasana batin penuh keprihatinan. Namun demikian, penghormatan kepada jasa para pahlawan lewat penaikan bendera tetap dilakukan meski dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Semangat nasionalisme kita sebagai anak bangsa yang menghargai betul perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan tidak boleh pudar sekalipun kita tengah dalam suasana pandemi covid-19. Merdeka!,” kata Gus Marhaen di Museum Agung dan Kepustakaan Agung Bung Karno, di Renon, Denpasar.

Sebagai pekerja sejarah, Gus Marhaen mengungkapkan pidato Bung Karno tentang Proklamasi di tahun 1945, pidato Bung Karno tentang Sekali Merdeka Tetap Merdeka di tahun 1946, pidato Bung Karno tentang Elang Rajawali di tahun 1947. Lalu ada pidato Bung Karno tentang Jas Merah (Jangan Sekali-kali Meninggalkan dan Melupakan Sejarah), menurut Gus Marhaen harus dihayati serius generasi bangsa Indonesia.

Foto: Sebuah layang-layang berbentuk celepuk dengan warna merah putih yang dinaikkan Museum Agung dan Perpustakaan Agung Bung Karno, memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-75 tahun 2020, Senin (17/08/2020).

“Mari kita dalami pidato Bung Karno itu, diresapi, dicamkan. Saya bahkan sudah memprasastikan semua pidato Bung Karno itu agar generasi bangsa selalu ingat bagaimana semangat pidato tersebut harus kita aplikasikan sebagai bangsa yang terhormat,” ujarnya.

Disatu sisi, Gus Marhaen juga mengapresiasi dan mengucapkan selamat atas penganugerahan tanda jasa Medali Kepeloporan yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, Kamis (13/08/2020) lalu.

Namun demikian, Gus Marhaen juga mengatakan seharusnya negara juga menganugrahkan tanda jasa yang sama kepada Presiden RI yang lain jika alasannya karena jasa-jasa dan prestasi luar biasa Megawati Soekarnoputri.

Kendati begitu, sebagai pekerja sejarah, Gus Marhaen punya pandangan lain menyikapi hal itu. Dimana ada satu materi sejarah yang ditorehkan Megawati Soekarnoputri yang tidak dimiliki oleh orang lain. Yaitu Megawati Soekarnoputri pernah membawa Bendera Merah Putih di tahun 1955 saat usia 8 tahun, dan di tahun 1965 saat usia 18 tahun saat peringatan Hut Kemerdekaan.

“Seantero publik tidak pernah ada kejadian itu, dan disitulah alasan saya mengapresiasi Ibu Diah Permata Setiawati Megawati Soekarnoputri. Itulah juga apresiasi saya kepada negara karena telah memberi tanda jasa Medali Kepeloporan kepada Presiden ke-5 Republik Indonesia,” jelas Gus Marhaen.

Foto: Ketua YKBK Gus Marhaen (kiri), bersama Wakil Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara (kanan) di Museum Agung dan Perpustakaan Agung Bung Karno, Senin (17/08/2020).

Sementara itu, ditempat yang sama, Wakil Walikota Denpasar IGN Jaya Negara yang juga hadir di Museum Agung dan Perpustakaan Agung Bung Karno, juga mengapresiasi pemerintah yang telah menganugrahi Megawati Soekarnoputri tanda jasa Medali Kepeloporan.

“Sebagai Wakil Walikota sekaligus petugas partai di eksekutif, saya mengapresiasi tanda jasa tersebut karena kapasitas beliau sebagai Presiden kelima RI terbukti mampu memimpin negara ini, menjadi pemimpin yang mengedepankan kepemimpinan yang gotong royong. Sekali lagi selamat kepada Ibu Megawati Soekarnoputri. Merdeka!,” tegas Jaya Negara yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali. (red)