Ditengah gempuran laju pembangunan, eksistensi subak harus tetap dijaga keberlangsunganya. Selain itu, lahan pertanian juga perlu diperhatikan agar jangan sampai tergerus oleh pembangunan beton.
Hal tersebut sangat penting dilakukan karena subak merupakan kearifan lokal warisan leluhur Bali yang wajib dijaga. Demikian disampaikan Paslon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar, Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara, saat menyerap aspirasi para petani di Desa Intaran, Denpasar, Jumat (23/10/2020) lalu.
“Masyarakat (para petani, red) disini sangat berharap agar air bisa setiap tahun selalu ada. Jika dilihat saat ini, hanya 2 tahun sekali ada air untuk mengairi sawah yang sebelumnya hampir setiap tahun ada airnya. Melihat masalah tersebut, tentu perlu dicarikan solusinya atau pemecahan masalahnya kedepan,” jelas Cawali Ngurah Ambara disela kesempatan tersebut.
Maka dari itu kata Ngurah Ambara, pembangunan di Kota Denpasar jangan lagi sampai mengambil wilayah samping atau daerah lahan persawahan di Denpasar. Memang jika dilihat saat ini, kebutuhan akan lahan memang tidak dapat dibendung lagi.
“Harapannya tentu ini dapat dijaga, dan jika dilihat luas lahan saat ini setidaknya harus mampu menjaga para petani juga,” harapnya.
Maka dari itu, tidak ada tawar-menawar lagi dalam hal ini. Menurut Ngurah Ambara, subak sangat penting untuk dijaga dan dilestarikan. Apalagi Denpasar sebagai salah satu daerah pariwisata tentu harapannya subak tetap bisa bertahan dan lestari karena itu adalah kearifan lokal Bali. Selain itu, apabila subak tetap ada, pertanian di Bali masih berproduksi maka ketahanan pangan Bali akan kuat.
“Kami berdua Paslon Amerta komit akan mempertahankan pertanian dan petani dengan merancang kebijakan dan program yang berpihak kepada pertanian. Karena bagi kami, pertanian sejatinya kekuatan perekonomian Bali,” tegas Ngurah Ambara. (red)