Categories Denpasar Politik

Lestarikan Eksistensi Pasar Tradisional, Amerta Janji Kembangkan Pasar Rakyat

Paslon Walikota dan Wakil Walikota Denpasar Gede Ngurah Ambara Putra dan Made Bagus Kertha Negara hari ini, Kamis (05/11/2020) pagi kembali blusukan ke pasar trafisional. Kali ini pasar yang disasar adalah Pasar Desa Peguyangan di wilayah Banjar Puligambang dan Pasar Peguyangan di wilayah Banjar Batur Desa Peguyangan Kaja, Denpasar.

Sama seperti agenda gerebeg pasar sebelumnya, di dua pasar tradisional ini paslon nomor urut 2 ini juga membagi-bagikan masker kepada para pedagang dan pengunjung pasar sembari memperkenalkan diri dan mensosialisasikan visi misi.

Didampingi penglingsir Puri Peguyangan sekaligus kader Partai Nasdem dan anggota DPRD Kota Denpasar Anak Agung Ngurab Gede Widiada, tim pemenangan, relawan dan partai koalisi, Calon Walikota “Amerta” Ngurah Ambara mengatakan pasar rakyat atau pasar tradisional baik yang dikelola pemerintah maupun desa adat merupakan penggerak roda perekonomian.

Namun demikian, disatu sisi pasar tradisional dikepung oleh munculnya pasar-pasar modern, bak jamur di musim hujan. Menurut Cawali Ngurah Ambara, jika pasar tradisional tidak dibenahi dengan sentuhan-sentuhan “modern” tanpa harus menghilangkan kearifan lokalnya, maka lambat laun pasar rakyat akan terdegrasi dan hilang begitu saja.

Kesan pasar tradisional yang kondisinya kotor, bau, bahkan becek saat hujan, harus diubah. Caranya, kata Cawali Ngurah Ambara, adalah revitalisasi. Bahkan Ia menyatakan dalam program kerja Paslon Amerta, pengembangan pasar tradisional yang berbasis digital terintegrasi menjadi priroritas utamanya dan itu telah dimasukkan kedalam program kerja unggulan.

“Jika kami berdua diberi kepercayaan memimpin Kota Denpasar, kami yakinkan pasar-pasar tradisional akan berubah menjadi pasar rakyat yang bersih, nyaman dan sehat,” janjinya.

Disisi lain, menjamurnya pasar-pasar modern di Kota Denpasar perlu disikapi serius pemerintah saat ini. Menurutnya, apakah semuanya itu telah mengantongi ijin atau justru sebaliknya.

“Perkembangan pasar modern saat ini sangat signifikan, jika dilihat dari jarak juga sangat berdekatan satu dengan yang lainnya. Perlu dicek itu perijinannya,” tegas Cawali Ngurah Ambara.

Menurutnya, jika pasar-pasar modern tumbuh tanpa mengantongi ijin, maka akan nenjadi preseden buruk bagi citra pemerintah. Karena setiap usaha yang berdiri, legalitasnya harus lengkap sebagai kepatuhan dan ketaatan sebagai warga negara terhadap hukum dan perundang-undangan.

Tak hanya itu, Cawali Ngurah Ambara juga mengaku khawatir apabila kemunculan pasar-pasar modern tanpa selektif maka akan menggerus pasar-pasar tradisional yang mana didalamnya ada pelaku-pelaku UMKM.

“Jika Paslon Amerta terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota maka saya yakinkan akan selektif memberi ijin pasar modern, bahkan saya akan buat aturan yang jelas terkait dengan hal tersebut,” ucapnya.

Sebagai daerah yang tumbuh berkembang dan memerlukan investasi demi kemajuan pembangunan, kehadiran pasar-pasar modern memang tak bisa dibendung. Namun demikian, sekali lagi kata Cawali Ngurah Ambara, harus selektif memberikan ijin dan mengatur porsinya di suatu wilayah.

“Jika diberi kepercayaan memimpin Denpasar, saya akan buat aturan yang mengatur hal ini akan memprioritas pasar tradisional bahkan jika perlu kita bangun pasar-pasar rakyat yang baru,” pungkasnya.

Usai dari pasar, Paslon Amerta bergerak menuju Subak Sembung Peguyangan sekaligus menjadi tempat olahraga bagi warga kota. Ditempat ini juga ada jogging track yang dikelilingi areal persawahan. Warga yang sedang berolahraga juga bisa membawa pulang aneka macam sayuran segar yang bisa langsung dipetik dari petani.

“Ini tempat yang bagus bagi masyarakat untuk berolahraga maupun rekreasi bersama keluarga apalagi lokasi ini areal persawahan sehingga sawah kita bisa bertahan, petani diberdayakan dan alih fungsi lahan bisa kita cegah,” pungkas Cawali Ngurah Ambara. (red)