Gubernur Bali Wayan Koster akan lebih fokus menata sektor perekonomian Bali pada tahun 2021. Salah satunya dengan menyeimbangkan struktur perekonomian Bali yang saat ini masih didominasi sektor pariwisata.
Gubernur Koster yang juga selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali, mengatakan hal itu saat memberikan sambutan pada acara High Level Meeting (HLM) dengan tema ‘Neraca Pangan dan Kerja Sama Antar-Daerah Provinsi Bali’, di ruang rapat Gedung Gajah Jayasabha Denpasar, Kamis (17/12/2020) kemarin.
“Dalam kebijakan saya di bidang pangan adalah Bali menuju kedaulatan pangan dan harus ada neraca pangan Bali,” kata Gubernur Koster yang juga seorang akademisi ini.
Menurutnya, pemerintah harus mengetahui jumlah konsumsi, produksi, asal komoditas, transportasi dan harga kebutuhan pokok di Bali.
Oleh sebab itu, Gubernur Koster berharap semua kepala daerah di Bali memahami ekosistem perekonomian di Bali, sehingga upaya menciptakan kedaulatan pangan bisa dilaksanakan mulai dari level mikro hingga level makro.
Gubernur Koster menilai capaian ekonomi Bali selama ini masih terjadi secara alamiah. Kedepannya, anggota DPR RI periode 2004-2018 ini akan menyiapkan sejumlah desain pembangunan ekonomi yang akan membangkitkan sekaligus memberikan pemerataan ekonomi Bali.
“Tahun 2021 saya akan mulai (menata ekonomi Bali, red). Dua tahun ini masih konsen adat, budaya dan lingkungan,” ujar gubernur kelahiran Desa Sembiran, Buleleng ini.
Meski belum secara langsung menyasar ekonomi, sejumlah kebijakan yang dibuat Gubernur Koster sudah berdampak terhadap ekonomi Bali. Misalnya Pergub Busana Adat yang berdampak terhadap UMKM penghasil busana Bali. Kemudian arak, aksara hingga kebijakan di bidang lingkungan yang menghasilkan inovasi pipet dan tas alami di masyarakat.
“Yang saya bikin sejak awal adalah ekosistem ekonomi. 2021 kita akan mulai (menata sektor, red) ekonomi. Menata fundamental dan struktur perekonomian Bali. Pariwisata, pertanian dengan kelautan beserta industrinya,” ujarnya.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini mengatakan ketimpangan dalam struktur perekonomian Bali perlu diperbaiki. Kontribusi pariwisata terhadap PDRB Bali mencapai 52 persen, jauh meninggalkan sektor pertanian dan kelautan.
Ia menyebut nantinya pariwisata, pertanian kelautan dan industri akan menjadi lebih berimbang. “Lebih berimbang dalam proporsi bukan pada nominal,” ucapnya.
Seiring dengan itu, lanjut dia, pariwisata tetap harus maju dan memberikan kontribusi devisa yang besar secara nominal. Namun secara persentase menjadi lebih berimbang dengan sektor lainnya.
Caranya dengan meningkatkan sektor pertanian kelautan dan industri. Dengan komposisi yang lebih berimbang, maka ekonomi Bali menjadi lebih sehat.
“Sehingga nanti kalau pariwisatanya terganggu, tidak lagi kelabakan,” sambungnya.
Tampak hadir pada kesempatan itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta serta perwakilan bupati/wali kota se-Bali dan instansi terkait lainnya. (red)