Categories Denpasar Hukum

Polemik Sampradaya, Made Mudarta: “Mari gunakan cinta kasih selesaikan persoalan”

Penabali.com – International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia melaporkan Gubernur Bali Wayan Koster ke Komnas HAM RI, Selasa (08/06/2021). ISKCON melaporkan Gubernur Koster karena diduga menghalangi hak-hak beribadah yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Terkait pelaporan ISKCON itu, Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali Made Mudarta memberikan tanggapannya. Menurutnya, Bali yang dikenal dunia tidak hanya karena adat dan budaya, alam dan lingkungannya, namun juga keramahtamahan krama Bali menerima siapa saja yang datang dengan berbagai latar belakang keyakinan.

“Karena itu Bali dikenal sebagai Pulau Dewata, Pulau Surga, artinya surga adalah tempatnya yang indah, nyaman, orang-orangnya ramah penuh toleransi,” ujar Mudarta di Denpasar, Selasa (08/06/2021).

“Karenanya mari gunakan cinta kasih untuk menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi,” imbuhnya.

Mudarta juga menyoroti Gubernur Bali Wayan Koster karena seharusnya memberikan pengayoman kepada rakyatnya. Sebagai murdaning jagat Bali, lanjut Mudarta, Gubernur Koster juga harus punya sikap yang bijaksana menyikapi berbagai persoalan yang terjadi di Bali.

“Bapak Gubernur Wayan Koster adalah Murdaning Jagat Bali, Guru Wisesa. Posisi beliau begitu mulia. Namun, statement beliau cukup disayangkan karena mendukung salah satu pihak dalam polemik ini (Sampradaya, red). Saya selaku pribadi menilai ada perpecahan akibat statement beliau. Pak Koster kami harapkan mempersatukan seluruh elemen masyarakat Bali dengan berada di posisi tengah-tengah,” ujar Mudarta.

Menurut politisi asal Jembrana ini, dengan berada di tengah-tengah maka akan memberi keuntungan bagi Gubernur Koster. Sebagai Guru Wisesa, seharusnya Gubernur Koster membina, mengayomi, dan menuntun Bali, menyelesaikan setiap persoalan dengan duduk bersama, musyawarah mufakat. Mudarta mengatakan, karena itulah hakekatnya Bali sebagai Pulau Surga Pulau Dewata, pulau yang penuh toleransi dan menghormati serta menghargai beragam agama, suku, ras, golongan, dan keyakinan.

“Sebagai Gubernur Bali, dengan berada di tengah-tengah alias posisi netral, suasana pun akan sejuk. Bisa berperan sebagai bapak dari semua anak-anaknya di Provinsi Bali,” sebut Mudarta. (red)