Ada tiga keinginan masyarakat di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, yang kini tak kunjung bisa dituntaskan. Jalan, listrik dan air. Persoalan ini seakan menjadi momok karena sudah sejak lama diteriakkan warga namun belum juga mampu diwujudnyatakan oleh pemerintah.
Tokoh masyarakat di Nusa Penida, I Made Satria mengakui tiga persoalan itu memang sejak lama diinginkan masyarakat. Kecamatan yang diibaratkan sebagai “telur emasnya Pulau Bali” ini, memang sedang menggeliat ekonominya karena pertumbuhan pariwisata yang cukup pesat. Tetapi akan jadi kurang maksimal kalau infrastruktur jalan, air dan listrik, tak terbangun optimal di Kecamatan yang memiliki tiga pulau ini yaitu Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan.
Satria mengatakan, Gubernur Bali Wayan Koster telah menetapkan pembangunan pembangkit listrik di tiga titik di Bali, salah satunya di Nusa Penida. Dan pembangunan pembangkit listrik itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), sebuah pembangkit listrik yang ramah lingkungan sesuai keinginan Gubernur Koster yang menginginkan Bali Green Energy. Karena itu, Ia mendorong agar pembangunannya dipercepat untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Ia juga sangat mendukung rencana PT. PLN pada 2019 ini membangun PLTS di Nusa Penida. PLTS dengan daya sebesar 6 megawatt (MW) ini rencananya akan dibangun jauh dari lokasi pembangkit yang ada saat ini, yakni di Desa Kutampi, Kecamatan Nusa Penida.
“Jadi untuk Nusa Penida, yang paling tepat adalah PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) atau Power Solar Plan,” kata Satria, di Denpasar, Kamis (24/1). Dikatakannya, PLN bahkan sudah menurunkan tim untuk melakukan survei terkait rencana pembangunan PLTS dengan daya sebesar 6 MW itu.
“Saat ini masih dalam tahap perundingan titik mana yang paling tepat dibangun,” ujar Satria yang juga seorang pebisnis property bersama adiknya, Ketut Leo. Satria yang di Pileg 2019 maju sebagai caleg DPRD Klungkung dari PDI Perjuangan nomor urut 1 dapil Nusa Penida ini, mengakui telah mendatangkan pihak swasta atau investor yang tertarik membangun PLTS di Nusa Penida.
“Kami bersama investor sudah melakukan peninjauan lokasi di beberapa titik. Investor mengatakan di Nusa Penida sangat tepat membangun PLTS,” ungkap pria yang dikenal ramah dan merakyat ini.
Satria menceritakan alasannya mengapa Ia mendorong akan segera dipenuhi kebutuhan listrik bagi warga Nusa Penida. Karena menurutnya, selama listrik harus menyala secara bergilir sehingga seringkali terjadi pemadaman. Ia mengaku dengan pertumbuhan Nusa Penida yang kian pesat, tentu kebutuhan terhadap penerangan juga semakin tinggi. Apalagi kebutuhan listrik juga tak hanya untuk warga masyarakat tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
“Kalau hanya mengandalkan pembangkit listrik yang ada sekarang jelas tidak cukup. Apalagi kebutuhan ke depan makin besar”, pungkas Ketua Badan Bantuan Hukum & Advokasi (BBHA) DPC PDI Perjuangan Kabupaten Klungkung ini. (red)