Categories Buleleng Sosial Budaya

Korban Pohon Tumbang Terima Bantuan dari Pemkab Buleleng, Wabup dr. Sutjidra: “Cuaca ekstrim, harap hati-hati dan waspada”

Singaraja (Penabali.com) – Pasca terjadinya angin kencang yang terjadi pada Rabu, 22 September 2021 yang mengakibatkan terjadinya pohon tumbang yang merusak salah satu rumah warga di Lingkungan Satria, Kelurahan Penarukan, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Buleleng turun menyerahkan bantuan kepada pemilik rumah, Ketut Loka, Jumat (24/9/2021).

Melalui laporan yang diterima PMI, diketahui bahwa pohon tumbang terjadi sekitar pukul 15.30 WITA. Pohon berdiameter sekitar 40 cm tersebut menimpa rumah Ketut Loka dan mengakibatkan kerugian materil yang ditaksir Rp.15 juta.

Wabup Sutjidra menjelaskan, korban Ketut Loka, merupakan penerima bantuan PKH (Program Keluarga Harapan). Rumahnya juga merupakan bantuan dari BSPS (Bantuan Stimulan perumahan Swadaya). Ia menyatakan kedepan akan terus tanggap membantu masyarakat yang terkena musibah.

“Kami membawa bantuan selimut, tenda, sembako sehari-hari, mudah-mudahan kita bisa membantu lagi karena ini betul-betul memerlukan bantuan, dan harus diperhatikan,” ucap Sutjidra.

Wabup Sutjidra meninjau rumah Ketut Loka, korban pohon tumbang beberapa waktu lalu. (foto: ist.)

Dirinya berharap, bantuan yang diberikan mampu meringankan beban keluarga korban beberapa waktu kedepan. Lebih lanjut, Sutjidra menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan waspada terhadap kondisi cuaca ekstrim saat ini. Dengan kondisi geografis Kabupaten Buleleng, musim penghujan menjadi perhatian serius, karena rawan bencana.

“Mengingat bahwa topografi Kabupaten Buleleng yang nyegara gunung pasti akan mudah terkena bencana, demikian juga sudah memasuki musim penghujan yang rawan banjir ataupun longsor. Selain itu dari pihak BMKG menyatakan bahwa sampai Bulan Februari masih cuaca tidak menentu,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, ada beberapa kegiatan preventif bencana tidak bisa dilaksanakan maksimal selama pandemi. Seperti kegiatan gotong royong pembersihan aliran sungai. Namun, pemantauan khusus kepada masyarakat di daerah rawan terus dijalankan, apalagi selama musim penghujan.

“Kita memantau dengan serius dan mengingatkan kepada masyarakat di setiap musim hujan begini pasti ada banjir longsor karena topografi kita yang nyegara gunung. Semua masyarakat harus hati-hati,” pungkasnya. (rls)