Denpasar (Penabali.com) – Sidang Ujian Terbuka Promosi Doktor yang digelar Fakultas Pariwisata Unud, Jumat (28/1/2022) menandai kelahiran Doktor Pariwisata ke-76 dari rahim akademik Universitas Udayana.
Sidang ini merupakan fase puncak perjuangan promovendus Herry Arianto dalam menempuh studi doktoralnya di kampus yang dijuluki “Kampus Pewahyu Rakyat” tersebut.
Sidang digelar secara hybrid (daring dan luring) di Ruang Sidang Lt. 3 Gedung Pascasarjana Unud di Jl. PB Sudirman, Denpasar dan via Webex Meeting. Ini merupakan sidang hybrid pertama yang digelar Fakultas Pariwisata sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia.
Sidang dipimpin Dr. I Wayan Suardana, SST.Par., M.Par., dengan penguji Prof. Dr. Ir. I Gede Pitana, M.Sc., (promotor); Dr. Ir. AAP. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc., (Kopromotor 1); Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A., (Kopromotor 2); serta anggota Prof. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si., Dr. Ir. I Gusti Ayu Oka Suryawardani, M.Mgt., Ph.D., Dr. I Nyoman Sukma Arida, M.Si., dan Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati, M.S., M.M., M.Mis., D.Th., Ph.D., D.Ag.
Adapun dosen penguji akademik yaitu Dr. I Made Bayu Ariwangsa, S.S., M.Par., M.Rech., Dr. Nararya Narottama, S.E., M.Par., M.Rech., serta Dr. Yohanes Kristianto, S.Pd., M. Hum.
Dihadapan dewan penguji, Arianto mempertahankan disertasinya yang berjudul “Efektivitas Promosi Pariwisata Bali Melalui Digital Video Marketing”.
Berdasarkan risetnya, Arianto mengemukakan bahwa strategi promosi pariwisata Bali terus mengalami perkembangan. Beberapa tahun terakhir, promosi melalui video digemari karena dinilai sesuai dengan karakteristik pasar saat ini. Untuk mengukur potensi digital video marketing tersebut dalam mempromosikan pariwisata Bali, Arianto menggunakan perhitungan customer response index (CRI).
Berdasarkan perhitungan CRI terhadap enam video terpilih yang digunakan sebagai objek riset, lima video yang diungah di Facebook dinilai efektif menyampaikan pesan promosi. Sedangkan satu video dinilai tidak efektif menyampaikan pesan promosi karena berdasarkan perhitungan CRI, nilai no attention (53%) dan nilai no interest (45%) tergolong tinggi.
Arianto mengingatkan agar optimalisasi efektivitas digital video marketing sebagai sarana promosi perlu dilakukan dengan meminimalkan dan menanggulangi no attention, no interest, no search, no action, dan no share terhadap video yang ditonton.
Selain itu, promovendus menilai perlu dipikirkan bentuk kerja sama antara pihak pengembang promosi pariwisata Bali dengan kaum milenial sebagai pengguna media sosial untuk membantu mempromosikan pariwisata Bali (endorsement).
Ia menambahkan bahwa sejatinya promosi pariwisata harus sedapat mungkin diselaraskan dengan perkembangan teknologi, dan tetap mengedepankan sinergitas yang baik antar stakeholders terkait.
Herry Arianto M.A., CBC., mengambil S2 bidang Media Video Production di Middlesex University, London. Saat ini ia menjabat sebagai Wakil Direktur Politeknik Internasional Bali, sekaligus pendiri dan direktur dari AVB Media Asia dan CEO dari Bali Go Live. (rls)
Sumber: http://www.unud.ac.id