Buleleng (Penabali.com) – Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga keharmonisan dengan alam melalui penyucian jagat alam semesta dengan penanaman pohon dan mengurangi sampah plastik.
Hal itu disampaikannya pada Upacara Jagat Kerthi dalam rangka peringatan Hari Suci Tumpek Wayang di Taman Kota Singaraja, Sabtu (5/3/2022).
Wabup Sutjidra menjelaskan, salah satu bagian dari visi misi Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali adalah Jagat Kerthi.
Implementasi dari Jagat Kerthi adalah pada peringatan Hari Suci Tumpek Wayang ini. Jagat Kerthi berarti segala upaya yang dilakukan untuk menyucikan jagat alam semesta. Penyucian ini dilakukan setelah melewati penyucian diri dengan Catur Brata Penyepian pada saat Hari Raya Nyepi. Kemudian, ada Ngembak Geni sehari setelah Nyepi untuk saling bersilaturahmi.
“Saat Tumpek Wayang adalah momen yang sangat baik terkait dengan upaya membersihkan alam dan lingkungan untuk kehidupan kita kedepan,” jelas Sutjidra.
Jagat Kerthi ini diimplementasikan dengan penanaman pohon. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan suplai oksigen agar manusia bisa hidup dengan sehat dan dapat menghirup udara yang segar.
Karena itu, Wabup Sutjidra mengajak masyarakat untuk melestarikan dan memanfaatkan lahan-lahan kosong yang ada di perkotaan. Menyadarkan semua pihak mulai dari desa adat, desa dinas dan seluruh kelompok masyarakat untuk memulai menjaga alam dan lingkungan sekitar.
“Kelestarian lingkungan itu sangat penting sekali bagi kita untuk kehidupan yang akan datang. Untuk anak cucu kita. Kalau tidak sekarang kapan lagi, inilah kesempatan kita,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, menyebutkan fokus sebenarnya dari kegiatan Jagat Kerthi ini adalah pengurangan sampah plastik. Kegiatan ini sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Termasuk Pergub Bali Nomor 47 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.
“Selain pembersihan yang dilakukan masing-masing SKPD, juga diberikan penghargaan terhadap pengelolaan sampah baik berbasis sumber dan juga giat-giat dari bank sampah unit yang ada di masyarakat atau desa, di OPD, dan juga yang ada di tengah-tengah organisasi tertentu,” sebutnya.
Mantan Kepala Dinas Ketahanan Pangan ini juga menambahkan, jenis pohon yang ditanam di sekitar Taman Kota Singaraja adalah cempaka putih dan kuning untuk menjaga ekosistem yang ada dan kelestarian lingkungan di daerah perkotaan. Di samping itu, penanaman pohon sebagai wujud penerapan Tri Hita Karana.
“Momentum Tumpek Wayang ini menjadi bagian tidak terlepas dari perwujudan Tri Hita Karana. Saya kira ini baik untuk bisa ditiru oleh masyarakat dalam rangka membangun partisipasi untuk menjaga kelestarian lingkungan,” pungkasnya. (rls)