Bangsa Indonesia tak hanya kaya akan sumber daya alam, namun juga dikaruniai suku bangsa, adat, agama, tradisi dan budaya yang beragam. Salah satu khasanah budaya itu adalah pakaian dan cara berpakaian rakyat Indonesia yang antara satu suku dengan lainnya berbeda, dsn memiliki ciri khas masing-masing. Khasanah budaya pakaian itu bisa dilihat dari salah satu jenis kain tradisional nusantara yaitu kain tenun lurik.
Tenun lurik merupakan salah satu warisan leluhur yang melambangkan kesederhanaan namun tetap terlihat elegan dan anggun. Kata lurik sendiri berasal dari bahasa Jawa, lorek, yang berarti garis-garis, yang merupakan lambang kesederhanaan.
Berangkat dari khasanah budaya itulah yang kemudian mengilhami seorang designer Lily Gandhi untuk merancang tenun lurik menjadi sebuah karya fashion yang digemari banyak kalangan. Dengan 7 motif klasik namun terlihat elegan, membuat tenun lurik hasil rancangannya menjadi sebuah karya fashion nusantara yang modis dan fashionable dalam balutan casual maupun busana resmi.
“Saat saya masih kecil SMP kami gemar mengumpulkan potongan-potongan kain lurik dari eyang yang kemudian kami sambung-sambung, dan kegemaran itu berlanjut sampai sekarang. Kami tahu lurik adalah tenun tradisional nusantara yang patut kita pertahankan”, ujar Lily Gandhi didampingi designer Emy Ria, putri dari Lily Gandhi, Meutia Alvernia serta Cindy Mambo dari KCBI Bali, disela grand opening butik Me Alvernia, di Warung Made’s, Seminyak, Badung, Jumat (1/3). Dalam acara peresmian tersebut, juga diisi peragaan busana yang bertajuk “Sejuta Cinta Tenun Lurik: Fashion Show By Lily Gandhi & Emirya”dan melibatkan model-model dari Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Provinsi Bali.
Lily Gandhi yang juga sekaligus pemilik butik Me Alvernia mengatakan, tenun lurik yang merupakan warisan leluhur nusantara harus terus dipertahankan dan dilestarikan. Karena itu, dengan dibukanya butik Me Alvernia ini, Ia berharap perempuan cantik Indonesia dapat menghargai dan melestarikan khasanah budaya nusantara khususnya kain tenun dan tenun lurik ini. Dan paling penting, perempuan Indonesia mencintai produk-produk Indonesia.
“Pada jaman dulu mungkin saja tenun dan tenun lurik ini dikerjakan dengan sangat sederhana, dengan cucuran keringat sehingga dapat menghasilkan sebuah karya tenun yang indah dan bernilai seni tinggi. Itulah kenapa saya ingin melestarikan tenun lurik ini sekaligus menggugah kesadaran perempuan Indonesia untuk mencintai produk-produk asli nusantara”, jelas Lily yang juga seorang designer.
Tenun lurik kini makin diminati tak hanya oleh orang Indonesia, namun juga warga negara asing. Untuk bisa lebih memperkenalkan tenun lurik ini, Lily Gandhi langsung tancap gas dengan melebarkan sayap usahanya hingga ke luar negeri. “Kami juga buka di Balikpapan itu masih soft opening dan juga di Singapura. Insyaallah pertengahan tahun ini sekitar bulan Juni kami akan buka di Milan dan Kyoto masih dengan konsep yang sama seperti butik Me Alvernia di Bali ini”, bebernya.
Tenun lurik punya kelebihan dari kain tenun lainnya. Designer Emy Ria menjelaskan, lurik merupakan kain yang diperoleh melalui proses penenunan dari seutas benang yang kemudian diolah sedemikian rupa menjadi selembar kain katun.
“Lurik itu dibuat dari pintalan kapas yang betul-betul katun sehingga saat dipakai di badan akan terasa dingin dan ringan serta menyerap keringat, cocok dengan iklim tropis seperti di Indonesia. Orang Jepang dan Singapura telah merasakan kelebihan tenun lurik ini”, paparnya sembari menambahkan semua bahan baku dan produksi tenun lurik di Me Alvernia merupakan produksi asli nusantara.
“Produksinya semua asli Indonesia, mulai dari bahan baku hingga pengrajinnya yang tersebar di Jogja selatan”, sambungnya.
Acara peresmian butik Me Alvernia pada Jumat (1/3), berlangsung meriah dengan penampilan fashion show dari model-model cantik KCBI Bali. Dengan menggunakan setelah dress tenun lurik butik Me Alvernia, perempuan-perempuan Indonesia tampak sangat anggun dan cantik.
“KCBI Bali menyampaikan terima kasih diberi kesempatan berkolaborasi dengan butik Me Alvernia dengan balutan indah tenun luriknya. Kami padukan juga dengan kain poleng sebagai khasanah budaya Bali untuk bersama-sama punya misi melestarikan budaya nusantara dengan berkain sehingga menjadi tampak lebih modis dan fashionable”, kata Cindy Mambo, anggota dari KCBI Bali. (red)