Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra membuka Festival Ogoh-ogoh Mini yang digelar Sekehe Teruna Dharma Putra, Br. Beraban, Denpasar, Minggu (3/3).
“Kita menapaki hidup di jaman modern dengan segala tantangannya haruslah diimbangi dengan pemikiran yang cerdas pula. Didalam filosofi Agama Hindu yaitu Wiweka itu bagaimana dapat memilah segala hal yang kita terima. Saat ini pembangunan kebudayaan di Indonesia telah difokuskan oleh pemerintah pusat dimana telah dirancang indeks kebudayaan yang terukur sehingga kita tidak lagi gamang menentukan pelestarian budaya dan juga menyusun kebijakan terkait program pelestariannya. Dalam hal ini anak-anak muda sebagai pionir dalam berkreativitas harus mampu mengajegkan nilai-nilai dalam kebudayaan Bali”, ujar Walikota Rai Mantra, disela acara.
Walikota Rai Mantra juga sangat mengapresiasi kreativitas anak muda di Kota Denpasar dalam menuangkan ekspresi berkeseniannya membuat ogoh-ogoh. Namun Walikota nmjuga mengingatkan agar anak muda tahu filosofi atas karya yang dibuat. “Jangan sekedar membuat saja tapi perlu mempelajari filosofinya dan menjelaskan apa makna dari ogoh-ogoh yang telah dibuat”, kata Walikota.
Dengan kreativitas semacam ini, anak muda di Kota Denpasar haruslah diberikan kebebasan berekspresi, namun tetap memperhatikan nilai etika, estetika dan logika sebuah karya seni. “Anak muda Kota Denpasar boleh belajar dari modernisasi, namun jangan sampai modernitas itu malah melunturkan nilai kebudayaan asli kita. Seperti contohnya jangan gunakan sound system saat pangerupukan dan bisa diganti dengan kreasi lain. Mari jaga pelaksanan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 194, jaga budaya kita, kawal keamanan ketertiban karena Hari Suci Nyepi dan rangkaiannya merupakan momen pembelajaran bagi umat manusia untuk mendapatkan ketenangan hati yang tidak harus mahal mengikuti hawa nafsu namun hanya perlu melalui aktivitas kerohanian” pesannya.
Festival Ogoh-ogoh Mini yang memasuki tahun ke-5 ini melibatkan 62 peserta dan memperebutkan Piala Bergilir Walikota Denpasar.
“Kriteria penilaiannya tinggi ogoh-ogoh tidak boleh lebih dari satu meter. Bahan dasar ogoh-ogoh wajib organik ramah lingkungan” jelas Ketua ST Dharma Putra, Br. Beraban Si Made Arya Mahendra didampingi Ketua Panitia, Made Indrayana, disela acara.(red)