Jakarta (Penabali.com) – Hutan Itu Indonesia bersama Indorelawan kembali menyelenggarakan program kesukarelawanan Sahabat Hutan lewat Kelas Suka Hutan 2022.
Program ini diadakan berkala setiap tahunnya sejak tahun 2017 untuk menyebarkan pesan cinta hutan kepada anak muda di berbagai wilayah di Indonesia, mengajak mereka melakukan aksi nyata, dan penguatan simpul jejaring anak muda agar setiap kota memiliki komunitas mandiri yang mengkampanyekan #JagaHutan.
Pada tahun ini, Hutan Itu Indonesia merangkul sukarelawan baru sejumlah 175 orang dari total 313 orang pendaftar dari berbagai kota, mulai dari Jabodetabek, Bandung, Medan, Yogyakarta, Kalimantan, dan Jawa Timur.
Morgan Oey hadir memberikan apresiasi kepada para sukarelawan baru ini melalui webinar Temu Nusantara Sahabat Hutan, Minggu (13/03/2022). Menurut aktor sekaligus duta Indorelawan ini, aktivitas kesukarelawanan menciptakan nuansa senang dan membahagiakan. Terlebih di masa pandemi, kebahagiaanlah yang setidaknya dapat menyembuhkan diri.
“Dengan peduli dan bersatu, sukarelawan akan mampu menyuarakan isu-isu hutan,” kata Morgan.
“Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi salah satu cara self healing karena kita akan bertemu orang baru dari latar yang berbeda. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil dari diri sendiri yang berdampak signifikan, seperti memilah sampah, menanam pohon, maupun aksi lainnya. Pesan untuk kita semua tetap semangat dan berdedikasi menjadi sukarelawan sehingga hasilnya pun akan maksimal,” tambahnya.
Rangkaian program Sahabat Hutan dilaksanakan secara bertahap mulai dari proses rekrutmen pada bulan Februari 2022, proses seleksi pada tanggal 1 hingga 6 Maret 2022, dan ditutup oleh webinar perkenalan dan induksi pada tanggal 10 dan 13 Maret 2022. Kegiatan webinar ini dipandu William Umboh dan dihadiri seluruh sukarelawan dari 8 kelompok regional.
Eulis Utami, Communication Lead Hutan Itu Indonesia, menyampaikan program ini tidak akan berhenti di Kelas Suka Hutan 2022. Sukarelawan yang telah bergabung juga akan diberikan kelas yang memberikan peningkatan kapasitas individu, seperti keorganisasian, penggalangan dana, dan juga kampanye.
“Kami percaya bahwa semua orang bisa menjaga hutan. Melalui semangat kolaborasi ini, kita dapat mendorong perlindungan hutan yang lebih baik dan lebih masif lagi, terutama dari anak muda. Kita bisa mulai dari lima call-to-action untuk mulai beraksi, yaitu kampanye jaga hutan, cerita dari hutan, adopsi hutan, konsumsi hasil hutan non-kayu, dan jalan-jalan ke hutan,” ujarnya. (rls)