Tabanan (Penabali.com) – Akademisi FTP Unud mengembangkan Cuka dari Cairan Pulpa Hasil Samping Pengolahan Kakao, di Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan.
Kabupaten Tabanan merupakan salah satu sentra komoditas perkebunan kakao di Bali. Menurut data dari Dinas Perkebunan Bali, sampai dengan tahun 2012 tercatat produksi biji kakao mencapai 1.397,12 ton. Salah satu yang sudah melakukan proses produksi hasil perkebunan kakao adalah Subak Abian Buana Mekar yang berlokasi di Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan.
Subak Abian Buana Mekar mengembangkan Unit Usaha Produktif (UUP) pasca panen kakao yang telah melakukan usaha bisnis produksi. Produk yang dihasilkan sebagian besar telah memenuhi persyaratan mutu biji kakao kering, sehingga dapat terserap pasar dengan harga yang memadai.
Selain itu, selama fermentasi dihasilkan limbah hasil samping berupa cairan pulpa yang dibuang begitu saja. Padahal, pembuangan cairan pulpa tersebut juga dapat berdampak buruk pada tempat pengolahan dan mencemari tanah di lingkungan sekitar.
Profesor FTP-Unud, Prof. Dr. Ir. G.P. Ganda Putra, M.P. beserta tim: Dr. Ir. Ni Made Wartini, M.P., dan I Wayan Gede Sedana Yoga, S.TP., M.Agb., mengembangkan cuka dari limbah hasil samping cairan pulpa pengolahan kakao sebagai salah satu solusi permasalahan tersebut.
Metode pemecahan masalah yang dilakukan meliputi rekayasa wadah fermentasi kakao, analisis rantai nilai sederhana, pembuatan perangkat administrasi hingga proses produksi dan pengemasan produk cuka kakao.
Ganda Putra selaku Profesor di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana (FTP Unud) memaparkan bahwa cairan pulpa sebagai limbah hasil samping mengandung asam-asam organik seperti asam asetat dan asam laktat, menurutnya kandungan asam asetat pada cairan pulpa tersebut memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk dibuat menjadi produk cuka kakao.
Beliau juga mengatakan salah satu cara untuk pengenalan atau promosi produk dapat dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran skala local dan juga dipasarkan ke pasar-pasar tradisional.