(Penabali.com) – Muhamad Yani, mahasiswa Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana mampu menangkap peluang untuk berprestasi di luar negeri.
Berkat ide membuat teh herbal dengan label “ecobestea”, Yani lolos dalam pameran produk inovasi yang bertajuk: International Invention Exhibition of Innovations in the Field of Agriculture, Food Industry, and Agricultural Mechanization. Pameran tersebut rencananya akan berlangsung di Dg. Sport Hotel Panorama, Prelog, Kroasia, Eropa, 13-15 Mei 2022.
Yani menginformasikan kesempatan untuk memamerkan teh herbal di Kroasia tersebut kepada Koprodi Agribisnis Dr. Widhianthini, S.P., M.Si., secara daring, Selasa (22/3/2022). Yani berharap mendapat dukungan dari Unud untuk dapat mengikuti kegiatan tersebut sesuai jadwal.
Produk yang akan dipamerkan semula berbentuk jamu (minuman tradisional) yang terdiri dari 10 jenis rempah.
“Karena kesulitan membawa jamu ke luar negeri, jadi saya gali ide maka produk yang tadinya dalam bentuk jamu saya kemas dalam bentuk teh celup. Kasiatnya tetap sama,” tutur Yani yang terdaftar sebagai mahasiswa Unud sejak tahun 2019 itu. Dia mengaku siap menjadi wakil Unud dalam ajang bertaraf internasional tersebut.
Lebih jauh dijelaskan, “Ecobestea” diracik memanfaatkan tanaman obat seperti daun merdeka, daun kelor, alang-alang, secang, daun sirsak maupun jahe. Yani meyakini produk inovatifnya itu bermanfaat bagi kesehatan masyarakat di masa pandemi. Ramuannya tersebut dapat menstimulasi peningkatan imun tubuh dan menjaga kesehatan mengantisipasi penularan Covid-19 yang meluas.
“Ecobestea dapat diandalkan untuk mencegah serangan penyakit karena kondisi lagi lemah atau drop. Sejumlah warga yang rutin mengkonsumsi produk ini memberikan kesaksian bahwa produk ini secara signifikan mampu meningkatkan kualitas kesehatannya.
“Sebagai contoh, tetangga saya yang sudah lanjut usia sebelum mengkonsumsi ecobestea merasa sering lemah lesu, sering batuk dan tidak kuat berjalan-jalan. Setelah mengkonsumsi ecobestea mengaku merasa lebih nyaman dan enteng melakukan pergerakan,” tutur Yani.
Hal yang membanggakan, kata Yani, dirinya akan memamerkan karya inovatifnya itu bersanding dengan karya-karya inovatif dosen atau guru besar dari berbagai negara. Yani berjanji akan mempersiapkan diri dengan baik. Secara teknis, kata Yani, tidak mengalami masalah berarti dalam persiapan. Secara bertahap dia memperbaiki formula dan kemasan Ecobeste termasuk membuat poster. Faktor non-teknisnya, Yani meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris baik lisan dan menulisnya secara otodidak sehingga lebih siap untuk presentasi nanti.
“Saya memilih kuliah di Fakultas Pertanian di Unud disamping untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan di bidang pertanian. Saya juga ingin kemampuan Bahasa Inggris meningkat karena di Bali banyak orang asing untuk disapa dan diajak ngobrol sehingga saya percaya diri dengan kemampuan Bahasa Inggris,” ucap Yani.
Koprodi Agribisnis Dr. Widhianthini menyambut baik atas peluang Muhamad Yani untuk mengibarkan bendera Unud di level internasional.
“Kami bangga atas kreativitas dan kegigihan saudara Yani dalam menggali inovasi, mengkemas maupun mendeskripsikannya dalam Bahasa Inggris sehingga dilirik panitia pameran inovasi di Kroasia. Semoga semua berjalan sesuai rencana,” tutur Bu Wiwin begitu dia biasa dipanggil.
Bu Wiwin pun menyemangati Yani agar terus berjuang sehingga cita-citanya menjadi innovator internasional tercapai.
Yani mengakui keterbatasan dana kemungkinan bisa mengganjal keberangkatannya ke Kroasia. Panitia pameran, katanya, hanya menyediakan akomodasi dan transportasi selama di Kroasia.
“Saya sedang mencari sponsor untuk pembelian tiket pesawat Jakarta-Kroasia PP,” ujarnya lirih. (rls)