Buleleng Punya “Bonus” Demografi, Bupati Suradnyana Buka Keran Investasi ke Tanah Denbukit

Buleleng (Penabali.com) – Perbankan diharapkan masih membantu para pengusaha dalam permodalan pasca pandemi Covid-19 khususnya relaksasi kredit agar pengusaha bisa tetap menjalankan usahanya pasca pandemi selama dua tahun ini.

Hal itu disampaikan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat ditemui usai menjadi narasumber pada kegiatan HIPMI Business Mentoring di Ruang Rapat Unit IV, Kantor Bupati Buleleng, Sabtu (28/5/2022).

Bupati Suradnyana menjelaskan ada banyak hal yang perlu dilakukan untuk mengembalikan kondisi perekonomian kembali normal seperti sebelum pandemi utamanya bagi para pelaku usaha. Hal yang penting adalah mengembalikan situasi permodalannya termasuk alat-alat yang sempat tidak dipakai di masa pandemi Covid-19.

Relaksasi kredit juga diharapkan masih bisa diberikan. Sehingga, pengusaha bisa mencicilnya dan kembali bangkit pasca pandemi.

“Karena untuk memulai lagi butuh modal lagi. Sehingga harapan saya kedepan kalau sudah benar-benar normal bisa dicicil lagi. Tidak mungkin mereka bisa bangkit tanpa dibantu,” jelasnya.

Disinggung mengenai menciptakan pengusaha-pengusaha muda baru, kepala daerah yang juga seorang pengusaha ini mengatakan kemauan berusaha itu tergantung dari potensi yang ada. Jika potensi usaha belum ada, belum bisa berusaha. Para pemuda akan pindah ke tempat yang potensinya lebih besar seperti Denpasar. Ini juga tergantung dengan apa yang menarik investasi ke daerah tersebut dan menjadi pengusaha harus berani.

Kegiatan HIPMI Business Mentoring di Kantor Bupati Buleleng. (foto: ist.)

“Tidak bisa hanya kabupaten saja yang bergerak karena kabupaten tidak punya kemampuan keuangan seperti provinsi. Perlu kerjasama antara kabupaten dan provinsi untuk memberikan ruang-ruang investasi yang bisa digarap bersama,” kata Bupati Suradnyana.

Sementara itu, Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Bali, Agus Pande Widura, yang juga berkesempatan hadir menyebutkan di Indonesia saat ini jumlah pengusaha masih tergolong rendah, hanya dua persen. Dengan adanya bonus demografi di tahun 2030 puncaknya nanti, akan menjadi momentum dimana penambahan pengusaha kedepan bisa terjadi. Tentu dengan adanya pengusaha-pengusaha ini, akan membuka lowongan pekerjaan di masyarakat.

“Dan itu bisa menaikkan keadaan perekonomian Indonesia. Dimana kita memiliki target bisa menjadi negara maju kedepannya,” sebutnya.

Disinggung mengenai pengamatannya tentang Buleleng, Agus Pande menambahkan dengan jumlah penduduk yang relatif tinggi, Buleleng mengalami hal yang kurang lebih sama dengan Indonesia dan Bali bahwa ada bonus demografi. Bonus demografi adalah momentum yang harus dimanfaatkan betul. Masih banyak ada peluang bisnis yang belum dimaksimalkan.

“Ini yang saya harapkan HIPMI Buleleng kedepannya bisa menyebarkan virus pengusaha kepada masyarakat di Buleleng agar bisa bergabung di HIPMI dan menjadi pengusaha-pengusaha sukses kedepan,” tutupnya. (rls)