Buleleng (Penabali.com) – Menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng, mulai mengatur strategi untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan inflasi yang sering terjadi di saat hari raya besar keagamaan.
Seperti diketahui, lonjakan harga bahan pokok dan harga kebutuhan sehari-hari akan meningkat di saat menjelang hari raya sehingga dapat berimbas kepada naiknya inflasi.
Hal tersebut dibahas dalam Rapat Koordinasi TPID Kabupaten Buleleng yang diselenggarakan di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng, Senin (6/6/2022). Rapat tersebut dipimpin Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana didampingi Sekda Buleleng, Gede Suyasa. Rapat yang dihadiri seluruh Anggota TPID Buleleng ini, juga mengundang Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho.
Dalam sambutannya, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana tidak menampik fenomena yang setiap tahunnya terjadi. Dirinya pun meminta TPID harus mampu mengantisipasi hal tersebut.
“Yang paling kita utamakan bukan inflansinya melainkan pasokannya yang terjaga dengan baik. Jadi selama Hari Raya Galungan ini pasokan-pasokan yang sifatnya dikonsumsi oleh masyarakat itu bisa terjaga dengan baik,” pintanya.
Bupati Suradnyana juga menegaskan, operasi pasar harus sering dilakukan. Hal ini untuk mencegah adanya oknum-oknum yang mengambil keuntungan dari hari raya ini.
“Besar harapan saya agar nanti masukan dari tim ini dan pihak kepolisian juga lebih seksama, bersama-sama melaksanakan operasi pasar agar tidak ada persoalan penimbunan dan sebagainya untuk Hari Raya Galungan dan Kuiningan,” Imbuhnya.
Masih kata Bupati Suradnyana, pada bulan Mei 2022, inflasi di Buleleng pada angka 0.5 persen dan tergolong positif. Hal ini menandakan, distribusi di Buleleng masih terjaga dengan baik.
“Inflansi bulan Mei 2022 aktivitas masyarakat dan lain sebagainya, transaksi, kebutuhan pokok sejalan dengan kondisi masa pandemi sudah menurun. Mudah-mudahan ini bisa terjaga dengan baik sehingga tidak mempengaruhi perekonomian di masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Sekda Buleleng Gede Suyasa mengatakan, ada 10 kebutuhan pokok masyarakat yang selalu muncul setiap tahun, terlebih pada situasi tertentu.
“Misalkan Hari Raya Galungan dan Kuningan sekarang kemudian bulan ini ada liburan siswa, kemudian setelah itu mulai sekolah,” jelasnya.
Menurutnya, peran dari perusahaan umum daerah (Perumda) mampu menekan inflasi.
“Seandainya 15 persen saja itu bisa diambil perannya Perumda maka inflansi pasti bisa ditekan karena kestabilan harga bisa dijaga sebab Perumda kan tidak semata-mata untuk bisnis tetapi bagaimana menjaga supaya ekonominya stabil,” katanya.
Dirinya mengaku sudah meminta kepada Perumda Pasar dan Perumda Swatantra untuk melakukan rapat usai Hari Raya untuk kesiapan kedepan menjaga pasokan kebutuhan masyarakat untuk mengantisipasi lonjakan inflasi.
“Ini harus mulai kita bahas, sehingga tahun depan pak Trisno ke Buleleleng 5 indikator paling tidak menjadi penentu lagi,” ucapnya.
Di Kabupaten Buleleng, dirinya meyakini pasokan keburuhan pokok masih tersedia. Dirinya tidak menginginkan adanya oknum yang menyetok barang untuk kepentingan pribadi dan memerintahkan TPID dan kepolisian untuk melakukan monitoring.
“Dari segi produksi kita aman, tadi kan dari Dinas Pertanian mengatakan beras kita masih surplus, cabai masih surplus sekarang tinggal didistribusikan, hindari ada yang stok, kan ini kalau nanti distok nanti pas langka baru dikeluarkan jadi mahal,” imbuhnya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, tekanan inflansi bulan lalu sekitar 0.71 persen tentu harus diwaspadai.
“Untuk komoditas-komoditas yang sudah mulai naik seperti cabai merah, cabai rawit, dan telur ayam, itu harus waspadai kita yakinkan dengan apakah pasokannya ada ga di Buleleng ini,” katanya.
Dirinya menyarankan agar Kabupaten Buleleng melakukan tindakan jika pasokan di Buleleng mulai langka dan harga melonjak tinggi.
“Lakukan operasi pasar kalau pasokannya kurang dan kemudian mengenai harga juga demikian biar masyarakt juga menjangkau karena ini kan untuk hari raya, ya supaya masyarakat bisa menikmati hari raya dengan tenang,” imbuhnya.
Terkait dengan Perumda, dirinya sangat setuju dengan Sekda Buleleng. Menurutnya, Perumda merupakan salah satu opsi untuk permasalahan tersebut.
“Ga usah besar-besar tapi bertahap Perumda jangan hanya menjual lapaknya tetapi juga menjual barang-barang kebutuhan masyarakat, untung ya tapi tidak terlalu untung. Saya juga meyakni bahwa modal uang bukan menjadi satu-satunya yang menjadi krusial di perumda ini,” pungkasnya. (rls)