Categories Denpasar Seni

Bawa 86 Seniman, Kabupaten Indramayu Tampil Perdana di PKB

Denpasar (Penabali.com) – Pemerintah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaannya, tampil perdana di Pesta Kesenian Bali.

Pada PKB XLIV Tahun 2022, Pemkab Indramayu menampilkan kesenian khas daerahnya di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center), Selasa (14/6/2022).

Penampilan perdana Pemkab Indramayu di gelaran kesenian terbesar di Bali ini merupakan keinginan Pemkab Indramayu dibawah kepemimpinan Bupati Imdramayu, Nina Agustina, agar kesenian Indramayu bisa dinikmati masyarakat luar daerah.

“Bupati saat ini memang orangnya suka seni dan budaya. Event-event apapun yang ada di luar Indramayu, pasti berusaha diikuti. Seperti terakhir kali di Kendari kami tampil bawakan kesenian Berokan. Dengan tampil di PKB ini, kami ingin agar kesenian Indramayu juga bisa dinikmati oleh masyarakat Bali, dan dikenal oleh masyarakat lainnya di luar Indramayu,” jelas Koordinator Pagelaran, Dedy S. Musashi.

Ada empat kesenian khas Indramayu yang ditampilkan di PKB ke-44, melibatkan 86 seniman yang berasal dari berbagai sanggar di Kabupaten Indramayu. Dengan waktu persiapan dua bulan, para Duta Kesenian Imdramayu menampilkan kesenian antara lain Tari Topeng Mimi Rasinah khususnya Topeng Kelana. Dedy menuturkan, sosok Mimi Rasinah ini merupakan maestro topeng asal Indramayu yang sudah berkeliling ke mancanegara.

“Topeng ini sebenarnya menceritakan kebaikan dan keburukan,” cetusnya.

Ada juga kesenian Rudat berasal dari Desa Krasak, Indramayu. Kesenian ini merupakan kesenian bernuansa Islami dengan didominasi gerakan pencak silat didalamnya. Konon, Rudat pada awalnya berkembang di pesantren-pesantren seiring dengan perkembangan seni Brai.

“Sama halnya dengan kesenian dari Aceh, Tari Saman, itu menceritakan tentang masuknya agama Islam di Indramayu. Banyak sekali pesan-pesan di sana, bahwa segala sesuatunya itu selalu ingat tentang Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya.

Selain Tari Topeng dan kesenian Rudat, ada juga kesenian Sintren ditampilkan. Sintren merupakan perpaduan antara unsur magis dan seni tradisional yang mengandung banyak filosofi. Kesenian ini berkembang di masyarakat pesisir terutama di pantai utara Jawa Barat. Kesenian ini diiringi alat musik yang sangat khas berupa buyung, kendi, dan batang bambu.

“Di kesenian ini nanti akan ada seorang putri yang awalnya berpakaian biasa, tetapi ketika masuk kurungan dia akan berubah, berpakaian seperti bidadari,” jelasnya.

Kesenian Berokan pun tak luput ditampilkan dalam ajang PKB XLIV Tahun 2022. Berokan, menurut Dedy, adalah kesenian serupa barong. Namun di Indramayu, Berokan tak sekedar sebagai hiburan, namun juga memiliki fungsi lain yakni untuk pengobatan.

“Kalau di Indramayu, Berokan sebagai pengobatan. Misalkan ada yang sakit, kalau ditampilkan kesenian ini, Insyaallah akan sembuh,” ungkapnya.

Dirinya menyebutkan kesenian-kesenian tersebut nyaris punah. Namun Pemkab Indramayu berupaya untuk membangkitkan kesenian-kesenian ini agar tetap lestari. Salah satu upaya pelestarian yang dilakukan yakni dengan memasukkan materi kesenian ini ke dalam muatan lokal di dalam kurikulum SD dan SMP di Indramayu.

“Selain itu, di bawah naungan di bidang kebudayaan, kesenian yang hampir punah dilindungi dengan membuat sanggar-sanggar,” pungkasnya. (rls)