Denpasar (Penabali.com) – Warmadewa International Affairs (WIA) bersama dengan Program Pascasarjana Universitas Warmadewa (PPs Unwar) menyelenggarakan Workshop Green Economy di Ballroom Maya Sanur Resort and Spa, Jumat (24/6/22). Kegiatan workshop ini merupakan kegiatan serangkaian HUT ke-10 PPs Unwar.
Workshop menghadirkan narasumber yaitu Drs. I Ketut Putra Erawan, M.A., Ph.D., dan dimoderatori A.A. Gede Brahmantya Murti, S.IP., MPA.
Ketua WIA, Drs. I Ketut Putra Erawan, M.A., Ph.D., mengatakan bahwa secara umum pertemuan ini memiliki dua tujuan. Pertama, pihaknya memberi kesempatan kepada tim peneliti Unwar yang sudah terbentuk dari enam fakultas untuk bekerja fokus menggarap semua hasil risetnya. Tujuan kedua, pada 25 Juni 2022 pihaknya akan membuat rancang bangun kelembagaan dan akan mencoba membangun pondasi berdirinya dua pusat studi yang diharapkan pada akhir tahun ini akan terwujud.
Direktur PPs Unwar, Dr. Dra. A.A. Rai Sita Laksmi, M.Si., mengatakan green economy merupakan gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial, serta mengurangi resiko kerusakan lingkungan atau dengan kata lain, green economy merupakan perekonomian yang tidak menghasilkan emisi karbondioksida terhadap lingkungan, hemat sumber daya, dan berkeadilan sosial.
Dalam rangka mewujudkan green economy, Indonesia telah merencanakan Pembangunan Rendah Karbon (PRK) dengan tujuan mengurangi gas rumah kaca dalam perencanaan pembangunan.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka workshop green economy ini sangat penting dilakukan melalui kolaborasi antara PPs Unwar dengan WIA dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sama tentang green economy dalam perspektif interdisipliner dan untuk mengetahui bagaimana implementasinya di Indonesia. Workshop ini juga merupakan persiapan International Conference tentang green economy yang akan dielenggarakan PPs Unwar pada bulan Juli serangkaian dengan HUT ke-10 PPs.
Selain itu, tema yang diangkat sangat relevan dengan visi Unwar yang diturunkan ke visi PPS yaitu “Bermutu, Berwawasan Ekowisata, dan Berdaya Saing Global”.
Melalui workshop ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan tentang green economy dalam berbagai perspektif, sehingga nantinya dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kapasitas dosen dan peneliti dalam rangka pengembangan pembangunan berkelanjutan.
Rektor Unwar, Prof. dr. Deekonomiwa Putu Widjana, DAP&E., Sp.ParK., menyampaikan bahwa green economy merupakan gagasan ekonomi yang pada dasarnya ingin meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat. Konsep dari green economy itu sendiri dikatakan sejalan dengan visi Unwar yaitu ekowisata, yang mana ekowisata juga berkaitan dengan konservasi penyelamatan lingkungan.
Ekowisata merupakan bagian dari green economy di bidang kepariwisataan, maka konsep green economy di dalam kepariwisataan tidak lain daripada konsep ekowisata.
“Saya sangat menyambut baik kegiatan workshop ini, karena workshop ini adalah langkah daripada pengembangan dua pusat studi penting yang sudah disepakati bersama. Saya berharap melalui workshop ini menjadi langkah pertama dari pengembangan dua pusat studi dapat berjalan dengan baik, sehingga ini merupakan fundamen dasar dalam rangka pengembangan dua prodi penting di Unwar,” ungkapnya.
Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., dalam sambutannya berharap agar Putra Erawan mengajak dosen-dosen muda Unwar yang ingin maju go internaisonal karena pihaknya sudah sepakat bahwa visi Unwar adalah bermutu, berwawasan ekowisata dan go global pada tahun 2034. Untuk memperkuat go global, Unwar sudah didukung dengan dua lembaga yang kuat yaitu International Office dan Warmadewa International Affairs. Kemudian, Unwar juga memiliki Lembaga Pengadian Kepada Masyarakat (LPM) dan Lembaga Penelitian (Lemlit) untuk memperkuat dasar riset, dan Lemlit diperkuat lagi dengan Warmadewa Research Centre (WaRC) agar lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas riset-riset. Konsep kolaboratif ini adalah bagaimana semua lembaga menuju ke satu visi universitas.
Selanjutnya, Wisnumurti mengatakan bahwa ketika berbicara ekowisata, muaranya berada pada green economy karena produk ekowisata itu adalah green economy. Ekowisata tidak akan terwujud jika tidak digerakkan dan ouput dari ekowisata itu adalah green economy.
Kedepan, Wisnumurti berharap agar visi Unwar yang ekowisata harus lebih di-breakdown lagi dalam bentuk penelitian dan pengabdian dan kemudian penelitian-penelitian kolaboratif yang multi disiplin harus mulai difasilitasi dan dikembangkan. (rls)