Sejumlah lokasi vital di areal Bandara I Gusti Ngurah Rai mendadak gelap gulita. Areal yang biasanya terang benderang oleh cahaya lampu, tiba-tiba dimatikan. Suasana gelap di bandara terbesar di Bali ini, bukanlah akibat dari pemadaman listrik ataupun terjadi gangguan teknis. Situasi tersebut adalah acara puncak dari sebuah gerakan global Earth Hour 2019, yang pelaksanaannya dilakukan secara serentak di seluruh penjuru dunia.
Pemadaman aliran listrik dilakukan selama satu jam, terhitung dari pukul 20.30 sampai dengan pukul 21.30 WITA. Lampu penerangan dan peralatan elektronik di sejumlah titik di Bandara Ngurah Rai dipadamkan untuk mendukung gerakan global yang diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF).
Partisipasi ini adalah wujud komitmen PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dalam upayanya untuk mendukung gerakan pelestarian dan konservasi alam di Bali khususnya, serta di dunia pada umumnya.
“Hal ini merupakan sebagian kecil dari wujud upaya kami dalam mendukung gerakan global pelestarian lingkungan serta konservasi sumber daya alam. Melalui kegiatan ini, juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak pemanasan global, serta dampak perubahan iklim global melalui penghematan energi listrik di bandar udara,” ujar General Manager PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Haruman Sulaksono, saat membuka acara puncak peringatan Earth Hour 2019 di pelataran Gedung Wisti Sabha yang termasuk dalam kompleks bandar udara.
Sehari sebelumnya, sebagai rangkaian kegiatan peringatan Jam Bumi 2019, telah dilaksanakan kegiatan bersih-bersih Pantai Kuta oleh jajaran manajemen dan karyawan PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dalam kegiatan yang diikuti sedikitnya 200 orang tersebut, dimaksudkan untuk mewujudnyatakan gerakan peduli alam dan lingkungan sekitar bandar udara, serta Bali pada umumnya. Peserta kegiatan juga turut melakukan kampanye pembagian sedotan bambu atau bamboo straw untuk menggantikan penggunaan sedotan plastik yang kurang ramah lingkungan.
“Sebagai rangkaian kegiatan kami juga mengadakan kegiatan rampok plastik di terminal bandar udara sebagai wujud kepedulian manajemen bandar udara terhadap pengurangan penggunaan kantong plastik,” sambungnya.
Dalam acara puncak peringatan Jam Bumi 2019 tersebut, beberapa titik strategis yang digelapkan antara lain adalah di signage bandar udara di gerbang tol bandar udara serta di area sisi udara, Gedung Wisti Sabha, Gedung Strategic Business Unit, koridor Terminal Keberangkatan Internasional, Gedung Parkir Bertingkat (MLCP) Terminal Keberangkatan Internasional, serta Balai Kul-Kul Terminal Internasional.
Walaupun dilakukan pemadaman penerangan di sejumlah lokasi di bandar udara, operasional bandar udara dan operasional penerbangan tetap berjalan dengan normal, serta tidak mengalami gangguan. (red)