Buleleng (Penabali.com) – Ditengah-tengah memukaunya berbagai macam pertunjukan seni dan budaya yang tampil dalam Pekan Apresisasi Seni (PAS) di RTH Taman Bung Karno (TBK), Sabtu malam (23/7/2022), terdapat satu pertunjukan seni yang cukup menarik untuk disaksikan, yakni seni melukis yang dilakukan kolaborasi dua seniman Buleleng dan Yogyakarta.
Sangat menarik, pagelaran PAS di TBK malam itu diikuti seniman asal luar Buleleng. Ketika dikonfirmasi, lebih mengejutkan lagi bahwa seniman ini telah berdomisili di Desa Sambangan sejak setahun lalu. Ia adalah Vinsensia Tunjung Sari, yang merupakan PNS di Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng. Seniman muda nan cantik ini ditunjuk menampilkan seni melukis bersama pelukis dari Sanggar Santhi Budaya.
“Kebetulan hari ini Tumpek Krulut, kami bikin temanya tentang cinta kasih. Dalam hal ini cinta kasih terhadap seni itu sendiri. Kami melukis Tari Teruna Jaya dan Tari Palawakya,” terang Vinsensia.
Menurut Vinsensia, Tari Teruna Jaya menggambarkan sosok pemuda yang lugas dan jujur persis seperti karakter orang-orang Buleleng dan ia mengakui orang Buleleng dengan karakter tersebut lebih ekspresif dalam mengungkapkan cinta. Dengan pemaknaannya sendiri itu, dirinya melukiskan karakter wajah orang Buleleng dalam lukisan Tari Teruna Jaya.
Melihat hasil lukisannya yang begitu “nyata”, ternyata ketajaman lukisannya itu menurun dari ayah kadungnya yang memang seorang pelukis cukup terkenal di Jogyakarta.
“Saya sering melihat ayah melukis, meskipun belum pernah berkolaborasi. Dulu saya lebih ke seni rupa membatik di Institut Seni Indonesia Yogyakarta,” ujarnya.
Disinggung terkait seni dan budaya yang ada di Buleleng, seniman yang baru menikah ini mengaku senang mendapat kesempatan melihat berbagai pertunjukan yang ditampilkan di RTH Bung Karno, terlebih ia mengagumi seniman Buleleng, baik yang muda maupun yang sudah sepuh. Ia kagum melihat orang Buleleng yang multitalenta, dimana setiap orangnya tidak hanya menguasai satu jenis kesenian saja. Ia melihat ada yang terjun di seni rupa tapi juga bisa “megambel” dan menari, hal itu membuatnya kagum mengapa bisa seperti itu.
“Mereka (orang Buleleng, red) itu memang memiliki karakter yang berciri khas sekali gak bisa hilang begitu saja. Semangatnya itu, spontan dan blak-blakan seperti gong kebyar sangat beda dengan Bali Selatan. Ini sangat unik banget,” ujarnya kagum.
Terakhir, Vinsensia merencanakan hasil kolaborasi lukisannya itu akan dipanjang di Kantor Bupati Buleleng atau di Rumah Jabatan Bupati Buleleng. (rls)