Badung (Penabali.com) – Universitas Udayana bekerjasama dengan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menyelenggarakan Seminar Nasional 100 Tahun Industri Otomotif Indonesia, bertempat di Auditorium Widya Sabha Kampus Bukit Jimbaran. Rabu (27/7/2022).
Seminar nasional yang bertemakan “Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bali Menuju Net Zero Emission di Indonesia” ini merupakan langkah nyata Unud bekerjasama dengan dunia industri dalam upaya mengurangi emisi karbon.
Seminar ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Pemerhati Lingkungan dan Pakar Ekonomi Sirkuler Dr. Alexander Sonny Keraf, Prof. I Wayan Budiasa Kepala SDGs LPPM Unud, Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari Kepala Pusat Komunitas berbasis Energi Terbarukan Unud, Vice President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia Nandi Julyanto dengan moderator Prof. Dewa Made Priyantha Wedagama.
Rektor Unud Prof. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng., IPU., didampingi Dekan FT Unud Ir. Ketut Sudarsana, S.T., Ph.D., mengatakan sangat senang bekerjasama dengan PT Toyota yang salah satu bentuk kerjasamanya berkaitan dengan electrifying kendaraan produksi Toyota. Fakultas Teknik Unud juga mendapatkan kehormatan karena dari awal dilibatkan dalam menciptakan produk-produk Toyota.
“Pertama kita dimintakan masukan terkait dengan produk Toyota Fortuner, ini kita sudah berikan kepada Fakultas Teknik dan mahasiswa untuk mengkritisi berkaitan dengan produksi pada saat itu, apa kira-kira yang belum terpenuhi, lebih baiknya seperti apa. Kami juga berterima kasih karena sudah diajak melakukan penelitian unjuk kinerja tentang kendaraan hybrid pada saat itu dan tugas itu sudah dilakukan melalui Fakultas Teknik,” jelssnya.
Keterlibatan Unud dalam proses bisnis Toyota juga terlihat dari pelaksanaan seminar ini. Unud adalah salah satu dari enam universitas lain yang secara bergantian melakukan seminar.
“Tentu ini sangat baik artinya segala sesuatunya berkaitan dengan penelitian, hasil kajian harus dimulai dari kampus, karena di kampus kita melakukan kajian berdasarkan scientific research, kampus harus memulai untuk membantu industri dalam hal ini untuk electrifikasi kendaraan yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Tema seminar nasional ini sangat erat berkaitan dengan visi pariwisata Bali yaitu pariwisata hijau. Mengingat sektor pariwisata yang tidak bisa dilepaskan dari sektor trasnportasi, maka segala kendaraan yang digunakan untuk aktivitas pariwisata diharapkan juga menggunakan produk dan bahan yang ramah lingkungan.
Rektor berharap dari seminar ini dapat memberikan rekomendasi kepada stakeholder dan juga Pemprov Bali dalam menerapkan konsep- konsep pariwisata hijau dengan net zero emissionnya. Unud siap berkontribusi dalam mewujudkan net zero emission.
Sementara itu Vice President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia Nandi Julyanto mengatakan, Toyota memiliki banyak jalan untuk mencapai electrifikasi itu, mulai dari biofuel, upaya-upaya mengurangi emisi seperti dengan produk hybrid vehicle. Toyota juga bukan hanya menciptakan produk ramah lingkungan, tapi juga berkaitan dengan logistrik yang dimiliki serta manufakturingnya sendiri.
“Tahun ini kami juga memakai solar panel di atas seluruh atap dengan target sekitar 7 MW dan tahun ini kita baru pasang 3 MW, itu kira-kira sudah 45% dari energi yang kita gunakan, kami akan terus mengembangkan hal-hal itu termasuk dalam hal ini mengurangi pemakaian resources. Selain ramah lingkungan, upaya dari pencapaian tersebut juga dapat mencapai circular economy baik upaya recycle bersama-sama regional dan global office untuk menggunakan material-material yang ramah lingkungan.
“Kita lagi menyelidiki serat-serat yang bisa dipakai untuk mengganti plastik,” imbuhnya.
Melalui seminar ini, Toyota ingin mengedukasi bahwa untuk mencapai net zero emission, bukan hanya soal produk dan teknologi yang perlu diperhatikan, akan tetapi juga orang yang melakukannya yaitu SDM.
Sementara itu Pemerhati Lingkungan dan Pakar Ekonomi Sirkuler Dr. Alexander Sonny Keraf mengapresiasi adanya seminar ini sebagai upaya penyadaran bersama pentingnya menjaga bumi yang mengakibatkan perubahan iklim. Upaya menuju net zero emission tidak dapat dilakukan sendiri tapi perlu pendekatan pentahelix yaitu industry, akademisi, pemerintah, masyarakat dan media. (rls)