Gandeng YKBN dan Disnakerinkop UKM, Nojorono Kudus Angkat UMKM Naik Kelas dan Mandiri

Kudus (Penabali.com) – Melimpahnya Parijoto yang tumbuh di daerah Kudus, mendorong banyak masyarakat Desa Colo untuk menekuni usaha olahan pangan berbahan dasar Parijoto. Namun, untuk bisa membuat usaha di bidang pangan, diperlukan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Izin PIRT penting untuk memenuhi aspek legalitas suatu produk serta penting untuk menjamin keamanan barang yang diperuntukkan bagi konsumen.

Sebagai perusahaan yang sadar atas tanggung jawab dalam penguatan ekonomi rakyat dan peningkatan kualitas SDM masyarakat, Nojorono Kudus turut mengambil peran dalam mendorong UMKM di Kudus dengan mengadakan Sosialisasi Perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), khususnya Klaster UMKM Parijoto.

Kegiatan sosialisasi yang diadakan pada hari Selasa, 12 Juli 2022 ini merupakan tahap awal dalam proses pendampingan pelaku UMKM. Mulai dari konsultasi perizinan usaha, pengembangan usaha yang meliputi digital marketing, manajemen keuangan sederhana, desain kemasan, serta kelayakan usaha dengan mengangkat potensi kearifan lokal Kudus. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memegang peranan yang sangat penting dalam proses pemulihan ekonomi, karena UMKM mampu menjadi penyangga yang bersifat resilien di setiap periode krisis, contohnya ketika pandemi melanda negeri ini.

Dalam mengembangkan penyuluhan dan sosialisasi terkait izin PIRT tersebut, Nojorono Kudus melalui Yayasan Karya Bakti Nojorono (YKBN) bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi dan UKM Kabupaten Kudus. Sosialisasi ini merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang selaras dengan misi pemerintah dalam mengembangkan potensi UMKM. Untuk itu, acara ini diharapkan mampu untuk memfasilitasi para UMKM Parijoto dalam memformalisasi lini bisnisnya, dari segi inovasi dan adaptasi termasuk pemanfaatan teknologi digital, menjadi hal penting untuk dilakukan.

“Dalam upaya mendorong UMKM naik kelas dan kelak menjadi mandiri, kepada mereka perlu diberi bantuan untuk mendapatkan akses pasar, dan peningkatan kualitas manajemen seperti manajemen keuangan sederhana, basic mentality, 5R, kualitas produk, dan packaging yang menarik dan sebagainya,” jelas FX. Sri Martono selaku Ketua Yayasan Karya Bakti Nojorono. (rls)