Denpasar (Penabali.com) – Masih tingginya angka tuberkulosis (TB) menjadikan ini sebagai masalah kesehatan utama di Indonesia. Komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberantas permasalahan TB di tahun 2030 menjadi perhatian dari berbagai instansi.
Jejaring Riset Tuberkulosis (JetSet TB) Indonesia bekerja sama dengan Tim Kerja TBC, ISPA Kemenkes dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menyelenggarakan The 4th Indonesia Tuberculosis International Meeting (INA-TIME) 2022, bertempat di Griya Agung Ballroom, Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar, tanggal 8-10 September 2022.
The 4th INA-TIME tahun ini dikemas dalam bentuk simposium dan seminar yang menghadirkan keynote speaker Menteri Kesehatan RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC., CLU., dan The President of the Union, Prof. Guy Marks.
Dekan FK Unud, Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih, M.Kes., yang hadir dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa TB sudah menjadi permasalahan global yang memerlukan kerjasama berbagai pihak untuk menuntaskannya. Lebih lanjut Dekan FK mengatakan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sangat siap untuk membantu program pemerintah dalam menuntaskan permasalahan TB.
“Kita harus berkolaborasi dan tidak bisa kerja sendiri untuk menuntaskan masalah ini, pihak pemerintah maupun swasta serta kita sebagai insitusi pendidikan sudah barang tentu siap mengeluarkan ide, masukan-masukan yang bisa digunakan sebagai upaya pengentasan masalah TB khususnya di Indonesia,” terangnya.
Tujuan dari diselenggarakannya acara ini adalah:
1. Untuk memberikan bukti terbaru dan meningkatkan pengetahuan mengenai TB
2. Memberikan wadah diskusi tentang penemuan dan inovasi mengenai TB
3. Meningkatkan jaringan antar peneliti dan praktisi dalam mengembangkan strategi dan inovasi baru untuk mempercepat pemberantasan TB.
4. Memberikan informasi spesifik mengenai tema penelitian yang sesuai dengan tujuan Program Pemberantasan TB pemerintah.
Dr. dr. Wayan Gede Artawan Eka Putra, M.Epid., melaporkan INA-TIME 2022 diikuti 519 peserta yang berasal dari berbagai instansi di Indonesia dan pembicara dari 9 negara. Artawan melaporkan terdapat 110 abstrak ilmiah yang masuk ke panitia dan 92 abstrak diterima untuk dipresentasikan baik secara oral maupun poster. (rls)
Sumber: