Klungkung (Penabali.com) – Ribuan krama Sekar Anom Bajangan dari seluruh Bali melaksanakan upacara pemelastian di Pantai Watu Klotok, Klungkung, Sabtu (8/10/2022). Upacara pemelastian dilaksanakan serangkaian Upacara Yadnya Catur Muka Karya Mamungkah, Melaspas, Ngenteg Linggih, Numbung Pedagingan, Taur Balik Sumpah dan Mapedudusan Agung di Pura Dalem Bajangan, Semarapura Kelod Kangin, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, dimana puncak yadnya akan dilaksanakan Selasa, 11 Oktober 2022.
“Titiang matur samatra utamine rage sareng sami yadnya sane pacang kamargayang ring rahina mangkin segara klotok sane kaserengin oleh makudang dadya minakadi saking Denpasar asapunika Negara, Mengwi, Selingsing, Karangasem, Buleleng,” jelas I Ketut Sukertha selaku Penglingsir Warga Sekar Anom Bajangan saat diwawancara awak media disela upacara yadnya ini.
Sukertha yang saat itu didampingi Penua Warga Sekar Anom Bajangan, Made Dapir dan I Made Mudarta, menuturkan bahwa tujuan dari yadnya melasti yang dilaksanakan kramanya ini untuk memohon restu dan nunas (meminta) air suci/tirta kamandalu dari laut. Tentunya, tirta kamandalu ini akan digunakan untuk keperluan yadnya suci yang dilaksanakan di Pura Dalem Bajangan.
“Tetujon mangkin nenten je sios wantah inggih punika ngamet tirta kamandalu ring segara sane matetujon mrasikin sahaning sane wenten ring jahat ring rahina niki taler inggih punika disampune baos male lepas melis niki male lepas prasida raris rahina puniki sampun sumuyug kraman titiang sareng sami taler kairing olih para pemangku kapuput olih ida peranda sane sida memargi antar,” tutur Sukertha.
Krama atau warga Sekar Anom Bajangan sangat antuias dan penuh semangat mengikuti rangkaian upacara yadnya pemelastian ke Pantai Watu Klotok. Tua, muda, bahkan anak-anak sangat semangat berjalan kaki dari Pura Dalem Bajangan menuju Pantai Watu Klotok sejauh kurang lebih 5,2 Km.
“Sangat membanggakan sekali dengan antusias mengikuti upacara ini,” kata Made Dapir, penua warga Sekar Anom Bajangan.
Dapir mengungkapkan, pemelastian ini juga menunjukkan kepada masyarakat bahwa masyarakat Bali itu tetap ajeg melaksanakan kegiatan agama, budaya dan adat istiadat Bali sehingga tetap akan menjadi tujuan wisatawan mancanegara ke Bali,” terang Dapir yang juga seorang pengusaha sukses ini.
Dapir mengaku bangga sekaligus terharu melihat semangat warga Sekar Anom Bajangan mengikuti seluruh rangkaian upacara yadnya ini.
“Seluruh generasi seluruh umat Bajangan seluruh Bali menikmati kegembiraan niki sewaktu melasti ke pasih disamping itu untuk membersihkan menyucikannya diri dan pratima-pratima mangda Ida Batara enteg melinggih ring pratima duene, sehingga masyarakat melaksanakan persembahyangan memastikan bahwa beliau sudah melinggih ring pratima duene,” jelasnya.
Sementara Penua lainnya, I Made Mudarta, menyampaikan pihak panitia sengaja membatasi jumlah warga Sekar Anom Bajangan menghadiri upacara pemelastian ini. Meski demikian, krama yang hadir pedek tangkil snagat luar biasa antusiasnya.
“Melasti adalah pusat pembersihannya di laut karena laut itu sumber mata air seperti danau dan lainnya itu sumber kehidupan,” ujar Mudarta.
Menurut Mudarta, yadnya pemelastian dan yadnya-yadnya lainnya yang dilakukan umat Hindu untuk menjaga taksu Bali. Tanpa adat budaya yang lestari, maka taksu Bali akan redup, Bali tidak bersinar dan wisatawan mancanegara juga tidak berminat datang ke Bali. Jadi, kata Mudarta, karena yadnya-yadnya yang dilakukan seperti saat ini maka keseimbangan dan keharmonisan alam Bali akan terus terjaga sebagai bagian dari implementasi nyata dari konsep Tri Hita Karana.
“Lewat yadnya yang umat Hindu lakukan akan memancarkan energi-energi positif, energi yang membuat kita semakin kompak saling mendukung membangun Bali menjaga taksu Bali,” harap Mudarta. (red)