Badung (Penabali.com) – Perhelatan G20 di Indonesia menjadi ajang bagi sejumlah negara untuk membahas berbagai isu global, mulai dari ketahanan pangan, transformasi digital, kesehatan, pembangunan berkelanjutan, dan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 G20 yang diselenggarakan di Bali, 15-16 November 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan pelaku industri teknologi yang tergabung dalam Industry Task Force (ITF) sepakat bahwa pemanfaatan teknologi digital yang inklusif dan literasi digital yang merata merupakan kunci untuk mendukung solusi berkelanjutan terhadap masalah global.
Kolaborasi inklusif para pelaku industri diejawantahkan dalam Seminar Global bertajuk Digital Industry Collaboration to Enhance Digital Transformation, sebuah acara paralel dari G20 Digital Transformation Expo (DTE) yang berlangsung pada tanggal 14 November 2022 di Bali. Acara ini merupakan kolaborasi pelaku industri teknologi seperti Bukalapak, Amazon Web Services, Halodoc, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, GudangAda, Telkom, GOTOKO, Zoom, dan Traveloka.
Sejalan dengan Peta Jalan Transformasi Digital Indonesia yang diinisiasi Kominfo, seminar dibagi ke dalam tiga sesi yakni Digital Infrastructure & Society, Digital Economy, serta Digital Governance. Beberapa hal penting yang diangkat, antara lain, pentingnya pembangunan infrastruktur digital dan inovasi teknologi untuk memberikan kemudahan dalam melaksanakan berbagai kegiatan, mengakses layanan, hingga pengembangan ekonomi digital. Semua untuk satu tujuan memberikan akses kemudahan yang merata dan aman di semua sektor termasuk pendidikan, UMKM, pariwisata, teknologi infrastruktur, akuakultur, transportasi, dan kesehatan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, Mira Tayyiba, mengungkapkan rasa senang dan apresiasinya terhadap kolaborasi inklusif dari ITF dan pemangku kepentingan.
“ITF telah menjadi mitra utama Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia sebagai leading sector, khususnya dalam penyelenggaraan rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG) dan Digital Economy Ministers Meeting (DEMM) G20 2022,” jelasnya.
“Sebagai Chair DEWG 2022, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ITF atas dukungannya yang berkelanjutan dan saya sangat berharap ikatan kerja sama ini dapat berlanjut dan tumbuh menjadi kolaborasi jangka panjang yang kuat antara pemerintah dan sektor bisnis-industri, terutama dalam kaitannya dengan teknologi digital,” ucapnya.
“Apresiasi kami setinggi-tingginya kepada Kementerian Kominfo dan segenap jajarannya yang telah memberikan dukungan dan bimbingan kepada Industry Task Force untuk dapat berpartisipasi dalam DEWG, DEMM, dan DTE G20,” terang Koordinator ITF, Widyasari Listyowulan.
“Kami percaya literasi digital yang baik dan merata merupakan kunci akselerator transformasi digital di Indonesia. Untuk itu, penting adanya kolaborasi inklusif antara sektor swasta dan pemerintah guna menghadirkan produk dan layanan digital yang lebih terintegrasi, nyaman, dan aman, memastikan masyarakat menjadi bagian penting dari Pilar Strategis Peta Transformasi Digital Indonesia,” imbuhnya.
Sejalan dengan semangat kolaboratif yang diusung ITF yang telah terlibat aktif dalam rangkaian acara DEWG dan DEMM, Seminar Global ini juga dihadiri berbagai pihak termasuk dari institusi pendidikan, organisasi kesehatan, penyedia layanan kesehatan, think tank, dan civil society organisation.
Selain sebagai ajang diskusi dan tukar pikiran, acara ini diharapkan mampu menjadi forum networking antara para pihak guna mendorong berbagai kolaborasi dan percepat transformasi digital dalam negeri yang membawa manfaat bagi masyarakat. (rls)