Categories Buleleng Sosial Budaya

Kolaborasi Kemenpar dan Plataran Menjangan, Bantu Tingkatkan Kualitas KUB Banyumandi

Buleleng (Penabali.com) – Pulau Menjangan di kawasan Taman Nasional Bali Barat merupakan titik paling utara Pulau Bali bagian barat dan dikenal sebagai tujuan diving minat khusus. Di sini penyelam bisa menikmati keindahan wall-diving. Penyelam bisa menyusuri hamparan tebing bawah laut di perairan tenang dengan berbagai formasi terumbu karang di kedalaman 10 hingga 60 meter. Formasi terumbu karang bawah laut membentuk gua dengan berbagai ukuran yang menjadi habitat ikan kerapu besar, belut moray, serta kakap kecil dan batfish.

KUB Banyumandi merupakan organisasi usaha UMKM lokal yang diwujudkan Plataran Menjangan Resort & Spa yang beranggotakan nelayan Banyuwedang di Desa Pejarakan yang bekerja menangkap, mengolah, dan menjual ikan di area yang telah ditentukan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung dan memperluas kapasitas Kelompok Usaha Bersama Ekowisata Bahari Banyumandi bekerja sama dengan Plataran Menjangan, Taman Nasional Bali Barat, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng.

Kegiatan pendampingan pemerintah ini bersifat bottom-up dan berdasarkan kebutuhan pengusul, setelah itu proposal tersebut dikaji dan dibantu oleh tim teknis dan tim ahli berdasarkan topik wisata minat khusus ekowisata bahari. Usulan tersebut diwujudkan dalam bentuk fasilitasi peralatan diving dan snorkeling, serta program padat karya berupa seminar wisata minat khusus tentang diving-snorkeling yang berkelanjutan, dan bimbingan keselamatan kapal wisata di kawasan Menjangan di Bali Barat.

Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari koridor program “Towards Climate Positive Tourism through Decarbonization and Ecotourism” yang diluncurkan di The Octagon Ocean Club pada 6-7 Juli 2022. Pengembangan ekowisata di Indonesia terintegrasi dengan carbon offset program yang merupakan salah satu upaya Indonesia untuk berkontribusi dalam menyeimbangkan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata. Selain itu, ini juga merupakan bagian dari implementasi Pemerintah Indonesia dalam 5 pilar The Tourism Working Group (TWG), yaitu: Climate Action, Biodiversity Conservation, dan Circular Economy.

Terletak di hutan seluas 382 hektar yang menjadi rumah bagi 175 spesies flora dan 167 spesies fauna, Plataran Menjangan merupakan ikon dan pelopor ekowisata yang menyediakan fasilitas resor kelas atas dan pengalaman mewah. Resor ini memiliki 19 vila, klub laut, pusat spa, restoran eksklusif, dan armada tiga kapal layar phinisi pribadi serta yacht yang menjelajahi lingkungan sekitar Pulau Menjangan yang eksotis, dikelilingi empat pegunungan di sekitarnya. Masterplan Plataran Menjangan dirancang Hitesh Mehta dari HM Design, yang dianggap sebagai salah satu otoritas, praktisi, dan peneliti terkemuka di dunia dalam perencanaan fisik pariwisata/ekowisata berkelanjutan dan aspek arsitektur ecolodge lanskap. Pada tahun 2006, National Geographic menobatkan Hitesh Mehta sebagai salah satu dari Lima Pelopor Pariwisata Berkelanjutan di dunia.

Plataran Menjangan bersertifikat CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Artinya, wisatawan yang berkunjung tidak perlu khawatir dengan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan selama menginap.

Retret eksotis dengan arsitektur yang elegan menanti anda di Plataran Menjangan Resort & Spa, dimana anda pasti akan mendapatkan pengalaman yang tak tertandingi. (rls)