Buleleng (Penabali.com) – Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Buleleng, Ketut Lihadnyana, berkomitmen menempatkan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) pada posisi strategis dalam upaya pemulihan ekonomi. Pemberdayaan UMKM akan dilakukan dengan upaya penuh dan terintegrasi. Hal tersebut disampaikannya saat ditemui usai membuka GEMA UKM Buleleng, di Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja, Kamis (8/12/2022).
Kegiatan-kegiatan yang membuka kesempatan UMKM untuk lebih luas memasarkan produk-produk unggulannya, menurut Lihadnyana merupakan hal baik yang memang ditunggu. Salah satunya adalah GEMA UKM. Kegiatan ini adalah salah satu upaya dalam rangka pemulihan ekonomi. Dirinya berkomitmen untuk membangkitkan dan memberdayakan UMKM Buleleng.
“Memperkuat ekonomi kita kalau dengan UMKM dan sektor pertanian, diintegrasikan dengan pariwisata, itu menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang luar biasa,” tegasnya.
Menurut Lihadnyana, pariwisata tidak bisa dijadikan sektor penopang ekonomi sepenuhnya. Karena pariwisata merupakan sektor yang resisten baik dengan isu keamanan, bencana, hingga penyakit. Sehingga jika pariwisata kolaps, tentu akan berdampak buruk bagi sektor yang ditunjangnya. Menurutnya, diperlukan desain ulang kebijakan ekonomi yang lebih mengutamakan pada potensi lokal dan UMKM.
“Salah satu upayanya adalah bagaimana UMKM kita yang banyak, dengan varian produk yang melimpah, dan kualitas yang bagus, ini perlu kita dorong,” paparnya.
Lihadnyana juga memaparkan tiga strategi untuk memajukan UMKM Buleleng. Pertama, membuat masyarakat Buleleng bangga untuk menggunakan produk-produk UMKM. Kedua, memperbaiki kemasan produk UMKM. Karena menurutnya, UMKM masih lemah dalam kemasan dan pemasaran. Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang dimiliki Buleleng, nantinya diharapkan bisa membina UMKM terkait desain kemasan yang lebih memiliki nilai jual.
“Kita juga harus punya kanal-kanal digital dalam mempromosikan sekaligus mendistribusikan. Melakukan tata niaga produk UMKM kita,” ucapnya.
Strategi selanjutnya ialah melakukan pengelompokan UMKM berdasarkan skala bisnis mereka. Mulai dari pemula, muda, madya, utama, hingga mandiri. Selalu mengupayakan UMKM untuk naik kelas hingga menjadi UMKM yang mandiri. Tahun mendatang, Lihadnyana mengharapkan UMKM lebih banyak difasilitasi. Baik dari tempat berdagang, pembinaan terkait kemasan, hingga pemasarannya.
Lihadnyana juga menekankan perlu adanya tim kurasi yang bekerja untuk menyeleksi UMKM yang memang layak Go Public. Sehingga, seluruh sistem yang telah dirancang baik dari promosi, hingga kanal-kanal digital, akan berguna tepat sasaran. Membantu UMKM yang memiliki kualitas dan daya saing. Tim kurasi tersebut yang juga akan mengeluarkan rekomendasi UMKM ke dinas untuk kemudian mendapatkan pembinaan.
“Begitulah alur dan proses bisnis dari pemberdayaan UMKM ini. Kalau ini sudah bergerak, dan komitmen masyarakat sudah bangkit rasa jengahnya untuk lebih memprioritaskan produk lokal kita, saya yakin seperti apapun goncangan ekonomi global, kita tidak terlalu berat pengaruhnya,” ungkapnya. (rls)