Badung (Penabali.com) – Penyakit blendok merupakan salah satu penyakit yang berbahaya pada tanaman jeruk di Bali, mengakibatkan pangkal batang tanaman jeruk membusuk, kulit batang menjadi retak disertai dengan keluarnya cairan berwarna cokelat keemasan (blendok).
Penyakit blendok dilaporkan disebabkan beberapa jamur seperti Phytophthora spp., Diplodia sp., dan Botryodiplodia theobromae atau Lasiodiplodia theobromae. Sampai saat ini belum ada laporan pasti mengenai penyakit blendok dan tingkat keparahannya di Bali.
Pengendalian penyakit blendok sampai saat ini masih memanfaatkan fungisida kimia sintetis seperti Bubur California dan Fungisida barbahan aktif Cu, yang jika diaplikasikan secara berlebihan dan tidak bijaksana akan merusak lingkungan, sehingga dibutuhkan alternatif pengendalian lainnya yang ramah lingkungan. Trichoderma spp., sebagai salah satu mikroba antagonis pengendali penyakit diuji keefektifannya untuk mengendalikan penyakit blendok.
Topik riset ini dibawakan dalam SENASTEK 2022 Universitas Udayana tahun 2022. Tim peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana diantaranya Dr. Gusti Ngurah Alit Susanta Wirya, S.P., M.Agr., dan I Putu Sudiarta, S.P., M.Si., Ph.D., mendesiminasikan hasil riset dengan judul Pemanfaatan Isolat Trichoderma Sp. Untuk Pengendalian Penyakit Blendok Pada Tanaman Jeruk di Bali. Alumni salah satu universitas di Jepang ini menyampaikan bahwa jamur antagonis Trichoderma Sp., memiliki potensi yang besar dalam pengendalian penyakit tanaman yang ramah lingkungan.
Dr. Alit menyampaikan, hasil penelitian menunjukkan morfologi spora dan miselia jamur yang diisolasi dari tanaman bergejala blendok menunjukkan kemiripan dengan spora dan miselia jamur Diplodia sp., L. theobromae dan B. theobromae. Untuk memastikan identitas jamur tersebut, dilakukan identifikasi dengan pendekatan molekuler. Analisis lebih lanjut menunjukkan penyebab penyakit blendok di Bali adalah L. theobromae. Uji in vitro daya hambat beberapa species Trichoderma terhadap penyebab penyakit blendok menunjukkan bahwa semua mikroba antagonis mampu menghambat pertumbuhan L. theobromae.
Kesan Dr. Alit selama kegiatan SENASTEK IX & SENASDIMAS I Universitas Udayana tahun 2022 adalah sangat positif karena hasil riset dapat didesiminasikan tidak hanya dengan sesama peneliti di Unud tetapi dengan dunia usaha. Pesan beliau saat diwawancarai adalah kegiatan ini harus tetap dilaksanakan setiap tahun, sehingga dapat meningkatkan atmosfer akademis kepada civitas akademika Unud. (rls)
Sumber: https://www.unud.ac.id/