Denpasar (Penabali.com) – Dinas Pariwisata Provinsi Bali (Dispar Bali) telah mencatat dan mendata event-event yang ada di Bali dan sudah disusun menjadi Calendar of Event (CoE) 2023. Dalam CoE tahun 2023 tercatat ada 66 event yang terdiri dari 51 event budaya, 13 event minat khusus/sport dan 2 event MICE. Dispar Bali mengakui masih ada banyak event yang belum tercatat karena kurangnya informasi dari penyelenggara.
“Kedepannya saya harap, ada informasi yang lebih awal dan lebih jelas terhadap pelaksanaan event-event yang ada di Bali, sehingga bisa kita promosikan bersama-sama sebagai bagian dari daya tarik pariwisata Bali,” ujar Kadispar Bali, Tjok Bagus Pemayun disela peluncuran CoE 2023 dan Bali Tourism Media Center (BTMC), bertempat di Kantor Dispar Bali, Renon, Denpasar, Selasa (17/1/2023).
Tidak bisa dipungkiri, di masa pandemi Covid-19 khususnya di tahun 2022, salah satu daya tarik yang cukup signifikan mampu menarik wisatawan untuk datang ke Bali adalah terlaksananya banyak event di Bali. Tjok Bagus Pemayun menyatakan, setiap kegiatan event, mampu meningkatkan jumlah kunjungan, meningkatkan hunian kamar dan berdampak sangat positif terhadap penyerapan tenaga kerja serta dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitarnya.
Di tahun 2022, ada 7 event budaya yang masuk dalam bagian dari Kharisma Event Nusantara, yaitu Bali Spirit Festival, Pesta Kesenian Bali, Sanur Village Festival, Ubud Village Jazz Fesival, Pemuteran Bay Festival, Penglipuran Village Festival, dan Denpasar Festival.
Selain itu, ada juga event-event budaya lain yang terlaksana secara mandiri seperti Ubud Food Festival, Bali Rockin Blues, Bhineka Barong Festival, Barong Festival, dan lain-lain. Ada juga event sport yang menjadi daya tarik bagi wisatawan baik mancanegara maupun nusantara datang ke Bali seperti Batur Trail Run, Bali Boogie, Maybank Marathon, Indonesia International Marathon, Rely Vespa, sepak bola, Tournament Golf dan banyak lagi. Sedangkan event MICE yang paling besar ada di tahun 2022 adalah Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) dan rangkaian KTT Presidensi G20 dimana tercatat 150 meeting yang lebih dari setengahnya terlaksana di Bali.
“Berbicara mengenai pembangunan pariwisata, kita tidak boleh hanya berfikir tentang bagaimana cara mendatangkan banyak wisatawan, akan tetapi kita harus memikirkan bagaimana membuat wisatawan bisa betah dan nyaman, serta bagaimana membuat mereka bisa tertarik untuk balik lagi ke Bali,” tuturnya. (red)