Jakarta (Penabali.com) – Genap berusia 7 tahun, Grup Modalku menutup tahun 2022 dengan penyaluran pendanaan sebesar lebih dari Rp.41,2 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka penyaluran pendanaan Grup Modalku mengalami pertumbuhan sebesar lebih dari 40%. Hal ini menunjukan bahwa tingginya kebutuhan UMKM terhadap akses pendanaan.
“Tahun 2022 bukanlah tahun yang mudah, dimana tahun tersebut merupakan situasi yang sangat menantang bagi perjalanan bisnis Modalku. Namun disamping itu kami sangat bersyukur karena ditengah kondisi ekonomi yang penuh dinamika, Modalku berhasil mendapatkan pendanaan di awal tahun dari investor yang mampu memberi kesempatan bagi kami untuk tumbuh dan bertahan di tahun ini,” terang Reynold Wijaya, Co-founder & CEO Modalku.
Reynold mengungkapkan, tahun 2022 juga merupakan tahun kolaborasi, dimana Modalku banyak menjalankan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak. Tentunya semua itu dilakukan demi membangun ekosistem yang lengkap bagi para UMKM, khususnya UMKM di Indonesia.
Sementara Iwan Kurniawan, Co-founder & COO Modalku, menjelaskan ditengah ketidakpastian situasi ekonomi saat ini, UMKM diprediksi akan tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Sejalan dengan program pemerintah, Modalku akan terus melanjutkan komitmennya untuk memperkuat bisnis serta menjawab dan mengatasi tiga tantangan yang dialami oleh UMKM. Diantaranya yaitu dengan menyediakan akses pendanaan, menghadirkan fasilitas transaksi, serta membantu mengelola arus transaksi UMKM.
“Kedepannya Modalku juga akan mengimplementasikan strategi ekspansif namun terukur,” kata Iwan.
Di Indonesia, penyaluran pendanaan Modalku telah didistribusikan ke berbagai industri UMKM. Industri UMKM yang paling banyak didanai Modalku didominasi sektor perdagangan, baik grosir dan eceran, termasuk pengusaha online sebesar 55%. Kemudian diikuti dengan sektor jasa, termasuk industri pengolahan, konstruksi, serta pengangkutan dan pergudangan sebesar 44%. Sedangkan sektor kehutanan dan perikanan sebesar 1%.
Area penyaluran dana Modalku tidak hanya berfokus di Pulau Jawa, namun juga menjangkau hingga ke luar Pulau Jawa. Beberapa area di luar Pulau Jawa yang paling banyak didanai Modalku antara lain Sumatera Utara, Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Bali.
Di akhir tahun 2022, Modalku berhasil menorehkan berbagai pencapaian melalui inisiatif dan inovasi yang telah dilakukan. Selain itu, Modalku juga senantiasa mengedepankan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjalankan bisnis. Modalku telah bekerja sama dengan lebih dari 30 mitra strategis dari berbagai industri di Indonesia. Mitra tersebut antara lain bergerak di industri e-commerce, outsourcing, logistik, transportasi, manufacturing, agribisnis, alat kesehatan, serta makanan dan minuman.
Sebanyak lebih dari 230 ribu pemberi dana, baik individu maupun institusi telah terdaftar di Grup Modalku sampai akhir tahun 2022. Di Indonesia, jumlah pemberi dana Modalku paling banyak terdapat di area Pulau Jawa, yakni sebesar 83%, dengan jumlah akun pemberi dana yang masih didominasi pemberi dana individu dibanding pemberi dana institusi. Berbeda dengan penerima dana, komposisi pemberi dana di Modalku cukup seimbang, baik generasi milenial, generasi Z maupun generasi X. Pemberi dana di Modalku dengan rentang umur di bawah 35 tahun dengan pemberi dana yang berumur di atas 35 tahun memiliki persentase yang sama, yakni sebesar 50%.
Selama tahun 2022, dari semua produk Modalku, sejumlah 40% pemberi dana di Modalku memilih pinjaman terproteksi dan sebesar 89% pemberi dana telah melakukan pendanaan ulang. Selain itu, kerja sama dalam bentuk channeling mengalami peningkatan dari sisi nominal sebesar lebih dari 250% jika dibandingkan pada tahun 2021.
Mengawali tahun 2023, Modalku juga fokus untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan dan optimis untuk terus menunjukan pertumbuhan yang positif.
“Untuk mencapai target perusahaan yang profitable, kami terus fokus untuk mengembangkan fundamental dan bisnis,” sebut Iwan.
Pengembangan tersebut dilakukan salah satunya melalui penguatan di lisensi bisnis, bijak dalam pengeluaran perusahaan, memperluas kolaborasi, meningkatkan reputasi brand di industri yang belum terjangkau Modalku, serta mengembangkan teknologi untuk mendukung strategi perusahaan. Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah meningkatkan standard budaya kinerja yang tinggi bagi tim Modalku agar dapat memberikan kepuasan terhadap pengalaman pengguna, proses transaksi yang semakin lancar, serta proses credit scoring yang lebih efisien.
Modalku menyediakan layanan pendanaan digital, dimana penerima dana (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan modal usaha tanpa jaminan hingga Rp.2 miliar yang didanai pemberi dana platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi pendanaan bersama) melalui pasar digital.
Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam dengan nama Funding Societies. (rls)