Denpasar (Penabali.com) – Tiga ekor ikan paus sempat terdampar dan mati di pesisir pantai selatan Bali mulai di daerah Tabanan, Klungkung hingga di pesisir daerah Karangasem pada sepekan memasuki bulan April.
Menurut Kepala BKSDA Bali, R. Agung Budi Santosa, Sabtu (8/4/2023), menyampaikan 3 ikan paus tersebut telah dilakukan nekropsi serta beberapa sampel jaringan sedang dipakukan pengecekan di lab Universitas Airlangga.
Selanjutnya dari hasil penelitian serta referensi bacaan, ada beberapa hal dapat mempengaruhi terdamparnya mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba mulai dari faktor kebisingan suara di lautan hingga paus memiliki naluri terhadap bencana alam.
“Ada beberapa faktor ikan paus terdampar mulai dari kebisingan suara di laut yang mempengaruhi sonar seperti misalnya yang terjadi di laut Bahamas pada tahun 2000, dimana ditemukan paus yang terdampar dan diduga penyebabnya akibat pengaruh suara dari sonar yang digunakan oleh angkatan laut,” jelasnya.
Selanjutnya Santosa menyampaikan, bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan ini disebutkan oleh Vonk and Martin (1989), Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and Cebrian (1999). Ikan paus menganggap bunyi keras ditimbulkan oleh aktifitas militer ini telah menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary dan Laut Lonia.
“Selain itu paus jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam merespons sonar ini,” ujarnya.
Kemudian Santosa menyampaikan, perubahan cuaca ekstrim dan perubahan kontur laut dan arus yang ekstrim. Dimana salah satu contohnya terjadi di Purbalingga pada tahun 2016 dimana 32 ekor paus terdampar dalam waktu yang berdekatan. Kemudian faktor lainnya seperti bencana alam, paus memiliki naluri terhadap bencana alam, mereka akan mencari tempat berlindung yang menyebabkan tersesat.
“Yang perlu dipahami perairan Pulau Bali merupakan jalur migrasi tahunan mamalia laut besar termasuk paus sperma ini,” katanya.
Santosa menambahkan, mayoritas ikan dan mamalia laut mengikuti upwheeling arus hangat yang kaya akan plankton ini. (red)