Wawali Jaya Negara Nyanggingin di Banjar Bun

Banjar Bun, Desa Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur menggelar upacara Metatah (potong gigi) dan Mamukur Massal. Metatah diikuti 45 orang, dan Mamukur mengikutsertakan 20 puspa Atma Wedana.

Terlihat sejak pagi ratusan warga tampak memadati area Bale Peyadnyan untuk mengikuti prosesi metatah massal. Menarik perhatian warga, dari 7 Sangging yang bertugas menatah (mengasah gigi para peserta), tampak diantaranya Wakil Walikota Denpasar IGN. Jaya Negara yang ikut serta Nyanggingin.

Sebagai Wakil Walikota, Jaya Negara memang tidak asing lagi dalam tugas selaku Sangging. Terlihat Jaya Negara begitu terampil dan apik dalam menatah para peserta mepandes massal ini dengan menatah tiga peserta, yakni 2 wanita dan 1 laki-laki.

Disela-sela acara Wawali Jaya Negara menyampaikan upacara potong gigi (mepandes) merupakan bagian dari ritual manusa yadnya dilakukan ketika seorang anak menginjak remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk manusia yang menurut Hindu dikenal dengan istilah Sad Ripu (enam musuh dalam diri manusia).

“Selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sad ripu atau enam kekuatan buruk dalam diri manusia,” ujarnya.

Bagian-bagian dari Sad Ripu itu adalah, Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk dan kegila-gilaan), Moha (sifat bingung dan angkuh), dan Matsarya (sifat dengki dan irihati). Dengan dilaluinya proses ini diharapkan akan mampu menjadikan yang bersangkutan lebih dewasa, baik dalam berpikir, berkata maupun dalam perbuatannya.

Sementara itu, Ketua Panitia Karya, I Wayan Suryawan menerangkan, upacara metatah massal dan upacara atma wedana (mamukur) merupakan agenda lima tahun sekali yang dilaksanakan Banjar Bun dan tahun ini merupakan pelaksanaan yang ketiga kalinya.

“Karya metatah dan mamukur masal ini secara rutin kami laksanakan setiap lima tahun sekali sebagai wujud sradha dan bhakti umat kepada leluhur dan Ida Sang Hyang Widi Wasa,” terangnya. (red)